Kendari (Antaranews Sultra) - Serangan wabah penyakit terhadap warga korban banjir Konawe Utara, harus diantisipasi karena keberadaan mereka dalam pengungsian serba tidak beraturan yang menyebabkan daya tahan tubuh merosot.

Anggota DPRD Sultra Syamsul Ibrahim di Kendari, Rabu, mengatakan penanganan korban banjir tidak semata-mata pertolongan dan penyelamatan dari arus banjir tetapi tidak kalah penting masalah kesehatan mereka.

"Kondisi fisik warga, utamanya anak-anak pasti menurun karena sudah berhari-hari kurang tidur, makan tidak teratur, pakaian basah dan kering di badan serta kebersihan tidak terjamin yang membutuhkan perhatian," kata politisi PAN daerah pemilihan Kabupaten Konawe dan Konawe Utara.

Oleh karena itu, ia menyarankan pemerintah daerah membentuk tim gabungan dari Dinas Kesehatan dan Palang Merah Indonesia (PMI) yang menangani khusus masalah kesehatan warga korban banjir.

Beberapa wilayah Kabupaten Konawe Utara zona rawan banjir pada musim hujan karena dibelah sungai besar, yakni Sungai? Wiwirano dan Sungai Walalindu.

Baca juga: Banjir rendam trans Sulawesi di Konawe Utara

Ia menambahkan tidak penting mencari siapa yang salah dari musibah banjir yang menyasar Kecamatan Ohoe, Kecamatan Wiwirano, Kecamatan Langkikima dan Kecamatan Landawe tetapi mencari solusi.

Curah hujan tinggi yang berlangsung dua pekan mengakibatkan rumah warga pada 16 desa terendam air bah dengan ketinggian antara 1,5 meter hingga lima meter.

Ruas jalan trans Sulawesi melalui Kabupaten Konawe Utara (Sultra) dengan Kabupaten Morowali (Sulteng) tidak dapat dilalui kendaraan karena ketinggian air dan arus keras yang tidak memungkinkan.

(T.S032/B/Y008/C/Y008) 23-05-2018 08:50:58

Pewarta : Sarjono
Editor : M Sharif Santiago
Copyright © ANTARA 2024