Kendari (Antaranews Sultra) - Kelompok usaha tenun tradisional Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara, membutuhkan bapak angkat yang membantu memberikan solusi kesulitan pemasaran dan pembukaan agen penjualan hasil tenunan di daerah lain di Indonesia.

Pembina kelompok tenun tradisional Muna Barat Waode Maesina (53) di Kendari, Jumat, mengatakan saat ini produksi tenun tradisional Muna Barat hanya memenuhi permintaan lokal yang terbatas sehingga peluang untuk dikembangkan melambat.

"Jika produksi tenun tradisional berupa sarung dan baju dalam jumlah banyak dengan pemasaran yang menjanjikan maka tenaga kerja dapat memenuhi kesejahteraan dari usaha tersebut," kata Waode.

Namun yang terasa sebagai kendala serius untuk memajukan usaha tenun tradisional adalah memasarkan hasil tenunan karena tidak ada penampung atau distributor yang memiliki jaringan bisnis luas.

"Sebenarnya produksi tenunan bisa ditingkatkan dalam jumlah banyak tetapi mau dipasarkan kemana. Sampai saat belum menemukan penampung atau agen pemasaran ke luar daerah," kata Waode yang ditemui stand pameran Hallo Sultra 2018 dalam rangka hari jadi Sultra ke-54.

Hasil tenunan berupa sarung, baju, celana dan rok hanya diperjual belikan untuk kebutuhan lokal dalam jumlah terbatas sehingga penenun tidak menghasilkan produksi maksimal.

Satu lembar sarung motif lokal membutuhkan waktu pengerjaan empat hari sedangkan baju dengan motif yang bervariasi dikerjakan hingga 10 hari.

Harga satu lembar sarung Rp250.000, satu lembar baju yang bermotif menarik dipasarkan seharga Rp400.000 hingga Rp700.000 sedangkan rok relatih terjangkau seharga Rp200.000 per lembar.

Selain kesulitan pemasaran karena tidak ada penampung yang membangun jaringan penjualan ke luar daerah juga pelaku usaha tenun tradisional membutuhkan dukungan modal usaha untuk pengadaan bahan baku dan insentif tukang tenun.

"Tahun 2017, pengelola/pendamping bersama tukang tenun mengikuti pameran tenun tradisional di Jakarta dan Manado. Melalui pameran tersebut diharapkan tenunan Muna Barat makin dikenal luas hingga akhirnya memutuskan membeli atau ada yang bersedia menjadi distributor di daerah masing-masing," katanya.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sultra Hery Alamsyah mengapresiasi tekad kelompok tenun tradisional Kabupaten Muna Barat yang terus memproduksi sarung, baju, rok dan lain lain walaupun hanya untuk penjualan lokal.

"Dinas Koperasi dan UKM sudah ikut berupaya mencari peluang pemasaran tenunan tradisional Sultra melalui pameran produk industri kecil di sejumlah daerah di Indonesia. Manfaatnya belum dirasakan sekarang tetapi di masa-masa mendatang menjadi peluang yang menjanjikan," kata Hery.





 

Pewarta : Sarjono
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024