Kendari (Antaranews Sultra) - Potensi perkebunan kakao yang menjanjikan investasi mengundang minat PT Kakao Kalla Group untuk menjalin kemitraan dengan Pemerintah Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Wakil Bupati Konawe Utara Raup melalui telepon dari Wanggudu, Senin, mengatakan Kalla Group membutuhkan lahan minimal 200 hektare untuk menjamin produksi industri kakao berkelanjutan.

"Konawe Utara memiliki lahan yang cukup dan potensi kesuburan yang tinggi sehingga merespon permintaan atau harapan Kallah Group untuk menyiapkan lahan seluas 200 hektare," kata Raup.

Kalla Group membutuhkan bahan baku kakao 30 ton atau lebih per bulan, sehingga diperlukan perluasan lahan produksi dan lahan cadangan yang berkelanjutan.

Masyarakat petani Konawe Utara juga cukup familiar dengan tanaman kakao sehingga tidak sulit melibatkan mereka (petani) untuk perluasan perkebunan kakao.

Justru yang menjadi masalah bagi petani adalah pemasaran yang tidak pasti sehingga cenderung beralih ke kegiatan komoditi pertanian yang terjamin pasarnya, seperti komoditi jagung akhir-akhir ini.

"Kalau pasar siap petani pasti sungguh-sungguh karena profesinya mereka. Sebaliknya petani tidak segan-segan mengganti tanaman lain kalau pasaran tidak menjamin. Contohnya, belasan tahun silam petani menghabisi tanaman cengkih diganti dengan kakao karena pasaran menjamin," katanya.

Kehadiran Kakao Kalla Group membuka peluang baru bagi petani karena kendala permodalan dapat diatasi dengan memanfaatkan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) melalui Bank BNI 46.

 

Pewarta : Sarjono
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024