Kendari (Antaranews Sultra) - Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyatakan akan segera mengganti beras program beras sejahtera (Rastra) berkualitas buruk yang ditolak rumah tangga sasaran (RTS) beberapa desa di Kabupaten Buton.
"Dalam setiap kesempatan kami selalu sampaikan bahwa kalau memang ada warga penerima rastra yang menolak beras jatah dengan alasan kualitasnya buruk, seketika akan kami ganti dengan jumlah yang sama asalkan cepat melapor," kata Kepala Bulog Divre Sultra La Ode Amijaya Kamaluddin di Kendari, Senin.
Ia mengatakan sudah mengetahui adanya keluhan dari masyarakat 10 desa di Buton yang mengaku menerima bansos rastra tidak layak konsumsi karena bercampur kutu beras.
"Kalau memang itu betul-betul beras kualitas buruk yang diterima dari pihak Bulog maka pastinya akan segera diganti dengan jumlah yang sama," katanya.
Ia tidak memungkiri bahwa ada beras yang kualitasnya menurun sebab terlalu lama disimpan di gudang.
"Saat beras itu kami beli dari petani dalam kondisi bagus, mungkin saja karena kelamaan dalam gudang sehingga berubah kualitasnya. Hal itu harus dilaporkan kepada kami untuk diganti," ujarnya.
Ia mengatakan selama ini pihaknya lebih selektif saat mengeluarkan rastra dari gudang agar beras yang disalurkan penerima manfaat benar-benar berkualitas standar.
"Saat membeli beras dari petani juga kami selektif yang sesuai dengan standar," katanya.
"Dalam setiap kesempatan kami selalu sampaikan bahwa kalau memang ada warga penerima rastra yang menolak beras jatah dengan alasan kualitasnya buruk, seketika akan kami ganti dengan jumlah yang sama asalkan cepat melapor," kata Kepala Bulog Divre Sultra La Ode Amijaya Kamaluddin di Kendari, Senin.
Ia mengatakan sudah mengetahui adanya keluhan dari masyarakat 10 desa di Buton yang mengaku menerima bansos rastra tidak layak konsumsi karena bercampur kutu beras.
"Kalau memang itu betul-betul beras kualitas buruk yang diterima dari pihak Bulog maka pastinya akan segera diganti dengan jumlah yang sama," katanya.
Ia tidak memungkiri bahwa ada beras yang kualitasnya menurun sebab terlalu lama disimpan di gudang.
"Saat beras itu kami beli dari petani dalam kondisi bagus, mungkin saja karena kelamaan dalam gudang sehingga berubah kualitasnya. Hal itu harus dilaporkan kepada kami untuk diganti," ujarnya.
Ia mengatakan selama ini pihaknya lebih selektif saat mengeluarkan rastra dari gudang agar beras yang disalurkan penerima manfaat benar-benar berkualitas standar.
"Saat membeli beras dari petani juga kami selektif yang sesuai dengan standar," katanya.