Kendari (Antaranews Sultra) - Perum Perumnas Cabang Sulawesi Tenggara yang telah memiliki lokasi siap bagun siap berkompetisi dengan pengembang perumahan dalam memasarkan rumah murah bersubsidi.
Manajer Proyek Perum Perumnas Cabang Sultra Umar Wonggo di Kendari, Rabu, mengatakan setiap perusahaan memiliki kiat memasarkan produk dengan menjunjung tinggi profesionalitas dan etika bisnis.
"Perum Perumnas termotivasi meningkatkan etos kerja dengan adanya kompetitor dari kalangan swasta. Perumnas sama dengan pengembang lainnya memiliki cara masing-masing mendekati user," kata Umar.
Yang pasti, kata dia, Perumnas sebagai perusahaan milik negara yang bergerak di sektor pengembang perumahan menjamin status rumah yang dipasarkan bebas dari sengketa atau gugatan dan termurah.
Juga fasilitas pendukung dalam kompleks perumahan, seperti air bersih, jalanan teraspal, penerangan listrik, serta sarana berupa taman bermain, sekolah, puskesmas pembantu dan peruntukan fasilitas olahraga tersedia.
Salah satu strategi Perumnas dalam mengembangkan bisnis perumahan adalah menjajaki kerja sama pengadaan lokasi tanah, sekaligus memasarkan untuk kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Tahun 2018 Perum Perumnas merencanakan pembangunan rumah sederhana bersubsidi sebanyak 500 unit di Kabupaten Konawe Selatan.
"Tahun 2017 Perum Perumnas Sultra belum merealisasikan pembangunan rumah karena masih mengidentifikasi calon konsumen," kata Umar.
Perumnas Cabang Sultra memiliki lahan seluas 5 hektare di Kabupaten Muna dan sudah membangun 71 unit rumah yang disesuaikan dengan animo konsumen setempat.
Sedangkan lahan di Kota Kendari, khususnya di kompleks Perumnas Poasia Permai sudah terjual.
Baca juga: Perum Perumnas jajaki kerja sama bangun rumah bersubsidi
Demikian halnya di Kota Bau Bau masih tersedia stok rumah siap huni sebanyak 5 unit dengan harga standar Rp120 juta tipe 36.
Wakil Ketua DPRD Sultra Nursalam Lada mengatakan konsep kemitraan Perum Perumnas dengan pemerintah daerah dalam hal pengadaan tanah atau pun pembangunan rumah positif bagi kedua belah pihak.
"Pola kemitraan akan berdampak pada harga penjualan rumah yang relatif murah sehingga dipastikan membantu konsumen dari kalangan berkemampuan menengah," katanya.
Manajer Proyek Perum Perumnas Cabang Sultra Umar Wonggo di Kendari, Rabu, mengatakan setiap perusahaan memiliki kiat memasarkan produk dengan menjunjung tinggi profesionalitas dan etika bisnis.
"Perum Perumnas termotivasi meningkatkan etos kerja dengan adanya kompetitor dari kalangan swasta. Perumnas sama dengan pengembang lainnya memiliki cara masing-masing mendekati user," kata Umar.
Yang pasti, kata dia, Perumnas sebagai perusahaan milik negara yang bergerak di sektor pengembang perumahan menjamin status rumah yang dipasarkan bebas dari sengketa atau gugatan dan termurah.
Juga fasilitas pendukung dalam kompleks perumahan, seperti air bersih, jalanan teraspal, penerangan listrik, serta sarana berupa taman bermain, sekolah, puskesmas pembantu dan peruntukan fasilitas olahraga tersedia.
Salah satu strategi Perumnas dalam mengembangkan bisnis perumahan adalah menjajaki kerja sama pengadaan lokasi tanah, sekaligus memasarkan untuk kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Tahun 2018 Perum Perumnas merencanakan pembangunan rumah sederhana bersubsidi sebanyak 500 unit di Kabupaten Konawe Selatan.
"Tahun 2017 Perum Perumnas Sultra belum merealisasikan pembangunan rumah karena masih mengidentifikasi calon konsumen," kata Umar.
Perumnas Cabang Sultra memiliki lahan seluas 5 hektare di Kabupaten Muna dan sudah membangun 71 unit rumah yang disesuaikan dengan animo konsumen setempat.
Sedangkan lahan di Kota Kendari, khususnya di kompleks Perumnas Poasia Permai sudah terjual.
Baca juga: Perum Perumnas jajaki kerja sama bangun rumah bersubsidi
Demikian halnya di Kota Bau Bau masih tersedia stok rumah siap huni sebanyak 5 unit dengan harga standar Rp120 juta tipe 36.
Wakil Ketua DPRD Sultra Nursalam Lada mengatakan konsep kemitraan Perum Perumnas dengan pemerintah daerah dalam hal pengadaan tanah atau pun pembangunan rumah positif bagi kedua belah pihak.
"Pola kemitraan akan berdampak pada harga penjualan rumah yang relatif murah sehingga dipastikan membantu konsumen dari kalangan berkemampuan menengah," katanya.