Kendari, 27/2 (Antara) - Kondisi cuaca dua pekan terakhir yang tidak menentu di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara bukan menjadi pengaruh harga jual bunga cengkih anjlok maupun menghilang di pasaran, namun disebabkan stok yang memang tidak ada lagi di tingkat pedagang selama beberapa pekan terakhir,

Keterangan dari pedagang pengumnpul hasil bumi, Ny Alien di Kendari, Selasa mengatakan, tidak adanya jenis komoditi andalan Sultra di pasaran itu karena selain panen petani sudah lama berlalu, di sisi lain permintaan pasar juga sepi selama tahun 2018 ini.

"Pada tahun sebelumnya, meski panen petani sudah berakhir namun ada petani pengumpul yang datang menawarkan produk cengkihnya ke pedagang. Akan tetapi tahun ini memang benar-benar sepi dan sulit untuk didapatkan," katanya.

Sementara itu, petugas Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra, Adnan Jaya mengatakan, komoditi cengkih selama satu bulan terakhir tidak ditemukan di tingkat petani produsen sehingga menyebabkan menghilnag pula di tingkat pedagang pengecer.

"Harga cengkih pada sebelumnya mencapai kisaran Rp80.000 hingga Rp87.000 per kilogaram di tingkat pedagang pengecer sementara di tingkat petani produsen dijula kisaran Rp60.000-Rp65.000 per kilogram.

Menurut Adnan, selain cengkih yang poroduknya menghilang dipasaran selama dua pekan terakhir, juga komoditi kopi biji robusta jarang dijumpai.

"Yang ada hanya kopi bubuk dengan harga bervariasi antara Rp50.000 per kilogram ditingkat pedagang pengumpul dan Rp70.000 per kilogram ditingkat pedagang pengecer," ujaranya.

Sementara jenis komoditi lainnya seperti kakao, lada, kelapa, gula aren, pala, sagu hingga jenis produk tanaman biofarma masih tersedia cukup banyak dan harga relatif normal.

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024