Kendari (Antaranews Sultra) - Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sulawesi Tenggara menyatakan bahwa mulai 2018, Sultra sudah surplus listrik setelah sebelumnya sempat terjadi krisis listrik.
Kepala Bidang Kelistrikan Dinas ESDM Sultra, Ridwan Bontji di Kendari, Senin mengatakan daya pembangkit listrik yang ada saat ini sudah melebihi kebutuhan yang diminta konsumen.
"Tetapi dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat dari hari ke hari terus meningkat, maka kebutuhan energi khususnya listrik juga terus bertambah. Belum lagi kemajuan pembangunan industri yang tentunya membutuhkan daya listrik yang memadai sehingga bisa saja kembali terjadi krisis daya," ujarnya.
Menurut Ridwan, di area Kota Kendari, daya listrik kini dilaporkan surplus hingga mencapai 30-40 megawatt (MW) dari seluruh kebutuhan masyarakat dan sejumlah indstri pabrik yang ada.
Sementara di area Baubau, juga diperkirakan surplus 10 mega watta yang wilayahnya meliputi Kota Baubau, Buton Selatan dan daya pembangkit di Kabupaten Muna dan interkoneksi di wilayah Buton Tengah dan sekitanrnya.
"Dengan surplusnya daya listrik yang ada saat ini, tentu dari masyarakat sebagai pelanggan mengharapkan kepada PLN untuk mengutamakan peningkatan pelayanan sehingga tidak ada lagi yang namanya pemadaman listrik yang dirasakan masyarakat," ujaranya.
Sebelumnya, keterangan dari PLN Area Kendari, menyebutkan bahwa kebutuhan rata-rata listrik masyarakat Kota Kendari atau konsumen dalam jaringan PLN Kendari pada beban puncak mencapai 72 MW sampai 86 MW.
Dari daya yang tersedia hingga saat ini setelah dikurangi dengan beban puncak, maka pihak PLN Area Kendari yang membawahi beberapa kabupaten di Sultra itu masih bisa surplus sekitar 10 MW sampai 20 MW.
Kepala Bidang Kelistrikan Dinas ESDM Sultra, Ridwan Bontji di Kendari, Senin mengatakan daya pembangkit listrik yang ada saat ini sudah melebihi kebutuhan yang diminta konsumen.
"Tetapi dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat dari hari ke hari terus meningkat, maka kebutuhan energi khususnya listrik juga terus bertambah. Belum lagi kemajuan pembangunan industri yang tentunya membutuhkan daya listrik yang memadai sehingga bisa saja kembali terjadi krisis daya," ujarnya.
Menurut Ridwan, di area Kota Kendari, daya listrik kini dilaporkan surplus hingga mencapai 30-40 megawatt (MW) dari seluruh kebutuhan masyarakat dan sejumlah indstri pabrik yang ada.
Sementara di area Baubau, juga diperkirakan surplus 10 mega watta yang wilayahnya meliputi Kota Baubau, Buton Selatan dan daya pembangkit di Kabupaten Muna dan interkoneksi di wilayah Buton Tengah dan sekitanrnya.
"Dengan surplusnya daya listrik yang ada saat ini, tentu dari masyarakat sebagai pelanggan mengharapkan kepada PLN untuk mengutamakan peningkatan pelayanan sehingga tidak ada lagi yang namanya pemadaman listrik yang dirasakan masyarakat," ujaranya.
Sebelumnya, keterangan dari PLN Area Kendari, menyebutkan bahwa kebutuhan rata-rata listrik masyarakat Kota Kendari atau konsumen dalam jaringan PLN Kendari pada beban puncak mencapai 72 MW sampai 86 MW.
Dari daya yang tersedia hingga saat ini setelah dikurangi dengan beban puncak, maka pihak PLN Area Kendari yang membawahi beberapa kabupaten di Sultra itu masih bisa surplus sekitar 10 MW sampai 20 MW.