Kendari  (Antaranews Sultra) - Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab terjadinya cuaca ekstrim di wilayah Sulawesi Tenggara khususnya Kota Kendari menyusul terjadi hujan lebat disertai guntur dan angin dengan durasi sekitar dua hari.

Prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, Adi Istiyono, di Kendari, Rabu, mengatakan posisi matahari yang berada di lintang tiga derajat yang mendekati wilayah Sultra sehingga radiasi yang diterima wilayah Sultra lebih intens dan kuat.

"Kondisi ini yang memengaruhi banyak terjadi penguapan air yang membuat kondisi atmosfer lebih lembab sehingga menjadikan kondisi atmosfer menjadi labil menyebabkan potensi pembentukan awan hujan lebih tinggi," katanya.

Alasan berikutnya kata Adi, adanya gangguan atmosfer berupa belokan angin pada 20 Februari 2018 di wilayah Sultra pada dini hari.

"Inilah yang menyebabkan terjadinya hujan yang cukup lebat pada dini hari hingga pagi hari di hampir sebagian wilayah Sultra," katanya.

Selanjutnya kata Adi, karena masih kuatnya angin monsun asia/monsun baratan yang membawa banyak uap air dengan sifat yang basah sehingga mempengaruhi pembentukan awan-awan hujan yang cukup tinggi.

"Dari ketiga penyebab kondisi cuaca tersebut terakumulasi dengan kondisi lokal wilayah Sultra yang secara geografis banyaknya daerah pesisir, pulau-pulau, teluk, pegunungan dan hutan yang juga akan mempengaruhi kondisi cuaca suatu tempat," katanya.

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024