Kolaka (Antaranews Sultra) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Kolaka, Sultra, mengingatkan wartawan dalam menulis berita agar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Hal itu di ungkapkan oleh Sabaruddin T. Pauluh, Dewan Penasehat PWI Kolaka, dalam kegiatan penyuluhan bahasa Indonesia untuk media massa yang diselenggarakan oleh Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara di Kolaka, Selasa.
Menurutnya banyak wartawan dalam menulis berita masih menampilkan bahasa yang kurang dimengerti masyarakat sebagai pembaca media sehingga memunculkan makna yang berbeda.
"Kita seharusnya menonjolkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai ejaan yang disempurnakan," katanya.
Mantan Ketua PWI Kolaka itu juga mengingatkan wartawan jangan menjadi perusak bahasa Indonesia karena banyak tudingan Pers sebagai perusak bahasa.
Kebiasaan wartawan kata Sabaruddin dalam menulis berita sering menggunakan bahasa yang tidak memenuhi unsur dan kaidah-kaidah jurnalistik sehingga menimbulkan pertanyaan di masyarakat.
"Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pemberitaan media sebagai fungsi pendidikan selain fungsi kontrol," ungkap Sabaruddin.
Hal itu di ungkapkan oleh Sabaruddin T. Pauluh, Dewan Penasehat PWI Kolaka, dalam kegiatan penyuluhan bahasa Indonesia untuk media massa yang diselenggarakan oleh Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara di Kolaka, Selasa.
Menurutnya banyak wartawan dalam menulis berita masih menampilkan bahasa yang kurang dimengerti masyarakat sebagai pembaca media sehingga memunculkan makna yang berbeda.
"Kita seharusnya menonjolkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai ejaan yang disempurnakan," katanya.
Mantan Ketua PWI Kolaka itu juga mengingatkan wartawan jangan menjadi perusak bahasa Indonesia karena banyak tudingan Pers sebagai perusak bahasa.
Kebiasaan wartawan kata Sabaruddin dalam menulis berita sering menggunakan bahasa yang tidak memenuhi unsur dan kaidah-kaidah jurnalistik sehingga menimbulkan pertanyaan di masyarakat.
"Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pemberitaan media sebagai fungsi pendidikan selain fungsi kontrol," ungkap Sabaruddin.