Baubau (Antaranews Sultra) - Kondisi Air Brast Freezer atau mesin pembekuan ikan pada Tempat Pelelangan Ikan Wameo Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, rusak total sehingga para nelayan tidak bisa menampung hasil tangkapannya.
Penanggung Jawab TPI Wameo Baubau, Muslimin Buhim, di Baubau, Selasa, mengatakan empat unit ABF di TPI Wameo tidak bisa lagi digunakan seperti biasanya karena kondisi usianya sudah cukup tua dan butuh peremajaan.
"Rusaknya dua unit ABF ini sudah berlangsung setahun lebih, sedangkan dua lainnya beberapa bulan terakhir ini," ujarnya.
Ia mengatakan, kapasitas satu ABF itu bisa menampung ikan 3-5 ton setiap hari dari hasil tangkapan nelayan lokal maupun dari daerah penyangga seperti Siompu Buton Selatan.
"Penjabat Wali Kota Baubau Hado Hasina sudah berkunjung ke TPI. Beliau menyarankan untuk membuat perencanaan apa yang harus dilakukan pemerintah," ujarnya.
Muslimin juga mengatakan, rusaknya ABF tersebut membuat aktifitas tenaga magang yang dikontrak setahun bekerja di TPI kembali bertugas di dinas, sedangkan pekerja swasta lainnya hanya bertugas jaga malam di TPI.
"Penjabat Wali Kota Baubau Hado Hasina sudah berkunjung ke TPI. Beliau menyarankan untuk membuat perencanaan apa yang harus dilakukan pemerintah," ujarnya.
Pada kunjungan Penjabat Wali Kota Baubau, lanjut Muslimin, pihaknya menyampaikan kondisi ABF harus diganti dengan mesin baru karena semua mesinnya sejak 2005.
Sedangkan mahalnya harga Ikan di Baubau, selain tidak adanya penampungan dan karena kondisi cuaca nelayan tidak melaut, ikan yang ada dipasaran didatangkan dari luar daerah.
"Kapal-kapal ikan tidak ada yang berlayar karena selain masalah cuaca juga terkendala umpan. Termasuk masih terkendala pada dokumen kapal yang belum selesai," katanya.
I menyebutkan ke depan akan ada Syahbandar khusus yang menangani perikanan.
Penanggung Jawab TPI Wameo Baubau, Muslimin Buhim, di Baubau, Selasa, mengatakan empat unit ABF di TPI Wameo tidak bisa lagi digunakan seperti biasanya karena kondisi usianya sudah cukup tua dan butuh peremajaan.
"Rusaknya dua unit ABF ini sudah berlangsung setahun lebih, sedangkan dua lainnya beberapa bulan terakhir ini," ujarnya.
Ia mengatakan, kapasitas satu ABF itu bisa menampung ikan 3-5 ton setiap hari dari hasil tangkapan nelayan lokal maupun dari daerah penyangga seperti Siompu Buton Selatan.
"Penjabat Wali Kota Baubau Hado Hasina sudah berkunjung ke TPI. Beliau menyarankan untuk membuat perencanaan apa yang harus dilakukan pemerintah," ujarnya.
Muslimin juga mengatakan, rusaknya ABF tersebut membuat aktifitas tenaga magang yang dikontrak setahun bekerja di TPI kembali bertugas di dinas, sedangkan pekerja swasta lainnya hanya bertugas jaga malam di TPI.
"Penjabat Wali Kota Baubau Hado Hasina sudah berkunjung ke TPI. Beliau menyarankan untuk membuat perencanaan apa yang harus dilakukan pemerintah," ujarnya.
Pada kunjungan Penjabat Wali Kota Baubau, lanjut Muslimin, pihaknya menyampaikan kondisi ABF harus diganti dengan mesin baru karena semua mesinnya sejak 2005.
Sedangkan mahalnya harga Ikan di Baubau, selain tidak adanya penampungan dan karena kondisi cuaca nelayan tidak melaut, ikan yang ada dipasaran didatangkan dari luar daerah.
"Kapal-kapal ikan tidak ada yang berlayar karena selain masalah cuaca juga terkendala umpan. Termasuk masih terkendala pada dokumen kapal yang belum selesai," katanya.
I menyebutkan ke depan akan ada Syahbandar khusus yang menangani perikanan.