Kendari (Antaranews Sultra) - Gerakan Pemuda Tani Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara mengimbau pemerintah mempertimbangkan kebijakan impor 500.000 ton beras pada awal tahun 2018.
Koordinator Wilayah Gempita Sultra Rustam di Kendari, Selasa, mengatakan Februari dan Maret 2018 memasuki musim panen padi di daerah-daerah sentra produksi di Indonesia.
"Wajar jika ada pihak atau masyarakat yang mempertanyakan kebijakan impor beras yang dicanangkan pemerintah, padahal negara kita adalah negara agraris terbesar di dunia," kata Rustam.
Namun, sulit dibantah jika kebijakan impor beras untuk alasan menjamin pemenuhan kebutuhan pangan nasional sebagai kebutuhan primer.
"Tidak bisa dibayangkan kalau sebagian penduduk Indonesia tidak berkecukupan kebutuhan pangan beras. Hura hara akan terjadi tetapi betulkah ancaman itu," ujarnya.
Ia mengimbau pemerintah melalui Kementrian terkait dari pusat sampai ke daerah-daerah untuk mengakurasi data stok dan potensi beras Indonesia menyambut musim panen Februari dan Maret mendatang.
Idealnya, menurut dia, Indonesia yang subur tanahnya tidak boleh kekurangan stok pangan beras karena sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo digalakan perluasan areal tanam melalui pencetakan sawah baru.
"Mari kita sama-sama optimistis terpenuhinya kebutuhan pangan beras. Program cetak sawah terus meluas dan bendungan untuk menjamin ketersediaan pengairan dibangun dimana-mana," tambah Rustam.
Informasi yang dihimpun menyebutkan Bulog Sultra memiliki stok beras yang dapat memenuhi permintaan kebutuhan hingga enam bulan atau lebih ke depan.
Koordinator Wilayah Gempita Sultra Rustam di Kendari, Selasa, mengatakan Februari dan Maret 2018 memasuki musim panen padi di daerah-daerah sentra produksi di Indonesia.
"Wajar jika ada pihak atau masyarakat yang mempertanyakan kebijakan impor beras yang dicanangkan pemerintah, padahal negara kita adalah negara agraris terbesar di dunia," kata Rustam.
Namun, sulit dibantah jika kebijakan impor beras untuk alasan menjamin pemenuhan kebutuhan pangan nasional sebagai kebutuhan primer.
"Tidak bisa dibayangkan kalau sebagian penduduk Indonesia tidak berkecukupan kebutuhan pangan beras. Hura hara akan terjadi tetapi betulkah ancaman itu," ujarnya.
Ia mengimbau pemerintah melalui Kementrian terkait dari pusat sampai ke daerah-daerah untuk mengakurasi data stok dan potensi beras Indonesia menyambut musim panen Februari dan Maret mendatang.
Idealnya, menurut dia, Indonesia yang subur tanahnya tidak boleh kekurangan stok pangan beras karena sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo digalakan perluasan areal tanam melalui pencetakan sawah baru.
"Mari kita sama-sama optimistis terpenuhinya kebutuhan pangan beras. Program cetak sawah terus meluas dan bendungan untuk menjamin ketersediaan pengairan dibangun dimana-mana," tambah Rustam.
Informasi yang dihimpun menyebutkan Bulog Sultra memiliki stok beras yang dapat memenuhi permintaan kebutuhan hingga enam bulan atau lebih ke depan.