Baubau (Antaranews Sultra) - Kapal tol laut yang mulai masuk pada Juli 2017 di pelabuhan Murhum Kota Baubau, Sulawesi Tenggara tidak menyinggahi lagi daerah itu pada 2018.

"Tahun ini sepertinya tidak ada lagi kapal tol laut yang masuk ke Baubau. Kami mendengarnya saat ada rapat kapal tol laut bahwa Baubau tidak masuk 2018," kata Kepala PT Pelni Cabang Baubau, Capt Akhmad Sadikin, di Baubau, Selasa.

Menurutnya, kapal tol laut dari perusahaan "Temas Line" itu hanya masuk ke Wanci (Kabupaten Wakatobi) dengan kemungkinan hanya melanjutkan trayek lama yang sudah disepakati, meskipun keputusannya belum keluar.

"Jadi tol laut itu kami belum tahu alalsannya. Mungkin yang jelas Baubau trayek strategis yang banyak digunakan perusahaan pelayaran komersial jadi tidak lagi dilalui trayek tol laut," ujarnya.

Ia mengatakan, kapal tol laut masuk ke Baubau berada pada jalur "R6" atau nomor trayek kapal yang ditangani perusahaan Tempuran Mas (Temas) dengan melintasi Surabaya-Baubau-Manokwari. Kemudian kembali pada jalur sebaliknya.

"Temas Line tetap masuk Baubau tapi bukan lagi trayek tol laut melainkan program seperti biasa. Tapi kalau yang lebih tahu adalah dinas terkait," ujarnya.

Kata Akhmad lagi, selama ini pihaknya dalam menangani kapal tol laut hanya dipercaya oleh operator sebagai agensi kapal tol laut untuk mengurusi dokumen dan pembongkarannya juga dipercayakan kepada anak perusahaan PT Pelni.

"Selama ini kapal tol laut memuat barang-barang sesuai dengan kebutuhan sesuai Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2015 yakni barang-barang kebutuhan pokok dan barang-barang penting," katanya.

Kebutuhan barang-barang pokok tersebut, lanjut dia, seperti minyak goreng, beras, telur dan lainnya. Sedangkan kebutuhan barang-barang penting di antaranya konstruksi baja, semen dan lainnya yang biaya pemuatannya lebih murah karena merupakan program pemerintah yang disubsidi.

Dia juga mengatakan, tidak masuknya lagi kapal tol laut tersebut kemungkinan karena hasil evaluasi tidak berdampak pada masyarakat sehingga 2018 tidak dilintasi lagi kapal yang memuat kontainer itu.

"Mungkin persaingan bisnis yang notabene Baubau merupakan daerah strategis karena pintu penghubung antarawilayah-wilayah kepulauan yang ada dijazirah Buton," katanya.

Ia juga menambahkan, kapal tol laut masuk ke Baubau dua kali dalam sebulan dengan memuat sebanyak 30-50 kontainer yang termuat dari daerah asal. Sedangkan, naiknya barang dari pelabuhan Baubau hanya pernah sekali saja pengiriman komoditas ikan dengan muatan empat kontainer.

Pewarta : Yusran
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024