Kendari, Antara Sultra - Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sulawesi Tenggara, Saleh Lasata, menilai bahwa pemekaran wilayah yang terjadi di Sultra selama ini ikut mendorong kemajuan daerah itu.
"Saya berani katakan bahwa pemekaran wilayah di Sultra memberikan dampak positif luar biasa dalam kemajuan pembangunan dan ekonomi daerah," kata Saleh Lasata, di Kendari, Rabu.
Saleh Lasata mengaku menjadi saksi sejarah perkembangan Provinsi Sultra saat pertama menjadi provinsi tersendiri lepas dari Sulsel sejak 1964 dengan empat kabupaten dan saat ini menjadi 17 kabupaten kota.
"Dulu saya menjadi bupati, jumlah kabupaten hanya empat yakni Kolaka, Kendari, Buton, dan Muna. Sangat susah kita mengurus wilayah yang luas dan akses terbatas untuk menjangkau pelosok-pelosok sehingga pembangunan daerah sangat lamban dan infrastruktur terbatas," kata mantan Bupati Muna tersebut.
Karena itu, Saleh mengaku mendukung setiap upaya masyarakat atau pemerintah daerah yang ingin memekarkan wilayahnya menjadi daerah otonomi baru karena bisa menarik dana dari pusat ke daerah.
"Kalau kita hanya mengharapkan dana hasil pendapatan daerah, apa yang bisa kita perbuat, tetapi dengan menjadi daerah otonomi baru tentunya ada dana khusus dari pusat yang tidak akan menggurangi rejeki kabupaten induk," ujarnya.
Saat ini terdapat beberapa calon DOB di Sultra yakni Kepulauan Buton, Kabupaten Kobaena Kepulauan, Kabupaten Muna Timur, Kota Raha, Kabupaten Konawe Timur, Kabupaten Pakue dan Kabupaten Poleang.
"Saya berani katakan bahwa pemekaran wilayah di Sultra memberikan dampak positif luar biasa dalam kemajuan pembangunan dan ekonomi daerah," kata Saleh Lasata, di Kendari, Rabu.
Saleh Lasata mengaku menjadi saksi sejarah perkembangan Provinsi Sultra saat pertama menjadi provinsi tersendiri lepas dari Sulsel sejak 1964 dengan empat kabupaten dan saat ini menjadi 17 kabupaten kota.
"Dulu saya menjadi bupati, jumlah kabupaten hanya empat yakni Kolaka, Kendari, Buton, dan Muna. Sangat susah kita mengurus wilayah yang luas dan akses terbatas untuk menjangkau pelosok-pelosok sehingga pembangunan daerah sangat lamban dan infrastruktur terbatas," kata mantan Bupati Muna tersebut.
Karena itu, Saleh mengaku mendukung setiap upaya masyarakat atau pemerintah daerah yang ingin memekarkan wilayahnya menjadi daerah otonomi baru karena bisa menarik dana dari pusat ke daerah.
"Kalau kita hanya mengharapkan dana hasil pendapatan daerah, apa yang bisa kita perbuat, tetapi dengan menjadi daerah otonomi baru tentunya ada dana khusus dari pusat yang tidak akan menggurangi rejeki kabupaten induk," ujarnya.
Saat ini terdapat beberapa calon DOB di Sultra yakni Kepulauan Buton, Kabupaten Kobaena Kepulauan, Kabupaten Muna Timur, Kota Raha, Kabupaten Konawe Timur, Kabupaten Pakue dan Kabupaten Poleang.