Kendari,  Antara Sultra - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara (Sultra), Minot Purwahono mengatakan komoditas ikan menjadi salah satu penyumbang ketika terjadi inflasi di daerah itu.

"Menurut saya ini agak aneh, karena Sultra ini daerah kepulauan sekaligus daerah produksi ikan terbesar di Indonesia," kata Minot, di Kendari, Rabu.

Ia mengatakan, andil komoditas ikan pada laju inflasi mencapai angka di atas satu persen, ini harus menjadi konsen bersama lembaga terkait.

"Ikan ini menjadi komoditas unggulan kita, sehingga jangan menjadi penyebab inflasi karena stok ikan banyak seiring sebagai daerah kepulauan yang berhadapan langsung laut banda," katanya.

Menurut dia, pemerintah harus mencari solusi agar harga ikan di daerah itu selalu stabil, karena kalau terjadi kenaikan maka sangat mempengaruhi inflasi sebab tingkat ketergantungan masyarakat terhadap komoditas itu tinggi.

"Informasi bahwa produksi ikan kita banyak, tetapi hanya sebagian kecil yang dijual atau di pasarkan di Sultra, lebih banyak yang diantarpulaukan. Itulah sebabnya stok di pasaran kurang sehingga sebabkan kenaikan harga," katanya.

Pemerintah kata Minot, harus mendorong regulasi agar ikan hasil tangkapan nelayan itu terlebih dahulu memenuhi kebutuhan lokal kemudian sebagian baru bisa diantarpulaukan demi menjaga terjadinya inflasi daerah.

Disebutkan, komoditas jenis cakalang memberikan andil inflasi 0,36 persen, ikan layang o,33 persen, ikan kembung 0,16 persen, ikan rambe 0,16 persen, dan ikan ekor kuning 0,13 persen.

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024