Kendari,  Antara Sultra - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Tenggara meminta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) kabupaten dan kota se-Sultra bersinergi untuk menekan inflasi daerah.

"Pertumbuhan ekonomi tidak akan berarti jika laju inflasi juga terus menigkat, sehingga daya beli masyarakat tetap akan turun," kata Kepala BI Perwakilan Sultra Minot Purwahono di Kendari, Rabu.

Ia mengaku, telah menyampaikan harapan itu kepada daerah kabupaten dan kota se-Sultra pada rakor pembangunan antara pemprov dan kabupaten/kota beberapa hari lalu.

"Saya sampaikan kepada kepala daerah bahwa kehadiran TPID di kabupaten dan kota bisa ikut meredam kenaikan harga komoditas. Dengan demikian inflasi daerah bisa ditekan," katanya.

Menurut dia, Tim Pengendalian Inflasi Terpadu Daerah bisa cepat mengambil langkah pengendalian jika terjadi gejolak kenaikan harga setiap kabupaten.

"Saat ini gejolak perkembangan harga barang berbagai jenis kebutuhan di kabupaten kota cepat terpantau sehingga antisipasi cepat dilakukan, hasilnya beberapa bulan terakhir kita mengalami deflasi," ujarnya.

Dijelaskan, TPID akan meningkatkan koordinasi antarwilayah khususnya dengan daerah pemasok komoditas melalui realisasi kerja sama antar daerah.

"Faktor penyebab inflasi di Sultra selama ini salah satunya disebabkan dari sisi suplai, seperti masalah distribusi antar wilayah, tata niaga serta pengaruh cuaca. TPID sangat berperan dalam menjaga kelancaran distribusi barang sehingga harga barang kebutuhan akan stabil dan pada gilirannya akan menekan angka inflasi daerah," pungkasnya.

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024