Kendari, Antara Sultra - Kondisi cuaca dua pekan terakhir yang tidak menentu mempengaruhi harga jual bunga cengkih kering di pasaran Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) ikut turun dari harga biasanya.

Keterangan dari Pengelola Informasi Pasar (PIP) Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra, Selasa menyebutkan, harga cengkih saat ini hanya pada kisaran Rp80.000 hingga Rp87.000 per kilogram atau turun dibanding bulan lalu yang mencapai kisaran antara Rp90.000 hingga Rp95.000 per kilogram.

Petugas PIP Disbunhortikultura Sultra, Adnan Jaya mengatakan, penurunan harga komoditas cengkih tersebut dipengaruhi kadar air produk cengkeh petani selama musim hujan yang tidak menentu ini menyeybabkan para pedagang pengumpul pun tidak berani membeli dengan harga pada bulan lalu.

Ia mengatakan, produk cengkih petani antar daerah juga alami perbedaan harga yang sangat mencolok, dimana harga cengkeh dari wilayah kepulauan (Konawe kepulauan) justru lebih tinggi dengan cengkeh petani yang dihasilkan di wilayah daratan.

"Biasanya ada perbedaan harga antara Rp10.000 hingga Rp15.000 per kilogram, dan itu tergantung dan saat panen dengan memperhatikan kualitas apakah sudah sesuai waktu panen atau tidak," ujaranya.

Menurut Adnan, selain cengkih, juga komoditas lada alami hal yang sama. Pada sebelumnya dihargai Rp60.000 per kilogram pada tingkat petani produsen, namun saat ini turun hingga Rp50.000 per kilogram, sedangkan pada penjualan ditingkat pedagang antar daerah dijual pada kisaran Rp54.000 hingga Rp57.000 per kilogram.

Dengan demikian, kata dia, hasil perkembangan harga komoditas perkebunan yang dicatat hingga pada minggu ke empat di bulan sebanyak 13 komoditi yang meliputi kakao, jambu mete, lada putih, cengkeh, kelapa, aren, kopi robusta, sagu, pala, kemiri, pinang, ketuimbar dan asam Jawa.

Selain itu, ada delapan komoditas produk tanaman biofarmaka yang setiap minggu jadi catatan pemantauan harga di antaranya, jahe, kunyit api, kunyit putih, kencur, temulawak, temu ireng, bengkoang dan lengkuas.

Pewarta : Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024