Kendari, Antara Sultra - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara mengusulkan tambahan kuota guru daerah terpencil untuk sekolah menengah atas dan sederajat lainnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra Damsid, di Kendari, Senin, mengatakan data sekolah yang berada di wilayah kategori terpencil sudah disiapkan sebagai kelengkapan usulan tambahan kuota guru daerah terpencil itu.

"Banyak pihak yang terkejut saat mengetahui kuota guru terpencil setingkat SMA hanya 12 orang. Fakta lapangan menunjukkan masih banyak sekolah di daerah-daerah pelosok kekurangan guru," kata Damsid.

Meskipun kuota guru daerah terpencil tersisa 12 orang, namun pihak sekolah dan pengurus komite sekolah mencari solusi mengangkat guru honor untuk memenuhi hak siswa mendapatkan ilmu pengetahuan.

Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Dikbud Sultra Ahmad, di Kendari mengatakan, 12 guru program daerah terpencil tersebar pada lima kabupaten dari 17 kabupaten/kota se-Sultra.

"Memang ada penurunan jumlah kuota guru daerah terpencil setelah kebijakan pengalihan urusan SMA sederajat dari pemerintah kabupaten/kota ke pemerintah provinsi," kata Ahmad.

Pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengisyaratkan penempatan guru daerah terpencil khusus di daerah-daerah kategori terpencil, terluar dan tertinggal atau 3T.

Di Sultra hanya lima kabupaten masuk kategori 3T, yakni Kabupaten Konawe, Konawe Kepulauan, Bombana, Kolaka Timur, dan Buton Tengah.

"Tidak perlu kecil hati atau merasa terhina disebut daerah tertinggal karena bukan kejahatan. Bahkan hikmah yang nyata adalah memperoleh kuota guru daerah terpencil, penempatan tenaga medis sehat nusantara dan program pembangunan infrastruktur yang memperoleh penguatan modal dari pemerintah pusat," katanya.

Diknas Sultra, kata Ahmad, berharap tahun yang akan datang kuota guru daerah terpencil dapat ditingkatkan karena masih banyak sekolah di daerahnya kekurangan tenaga pendidik.

Pewarta : Sarjono
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024