Kendari  (Antara Sultra) - Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk negara Qatar, Marsekal Madya Purn. TNI Muhamad Basri Sidehabi, SIP mengatakan dari jumlah sekitar 43 ribu warga negara Indonesia yang bekerja di Qatar sekitar 80 persen bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) dengan pendidikan yang rata-rata masih minim.
        
"Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) kedepan diharapkan tingkat pendidikan sudah lebih baik lagi dengan harapan, tidak ada lagi tenaga kerja yang menjadi korban bulan-bulanan dari majikannya," kata Dubes saat tampil sebagai narasumber pada Diskusi Publik yang diselenggarakan Supomo Centre di salah satu hotel di Kendari (19/10).
       
Menurut Dubes, negara Qatar dengan berpenduduk hanya 2 juta 620 jiwa itu, dengan luas wilayah 2 kali Pulau Bali, hingga kini masih membutuhkan tenaga kerja terutama pada tenaga medis, sehingga Indonesia termasuk Sulawesi Tenggara (Sultra) yang memiliki sumber daya manusia dengan tenaga perawat, tentu masih berpeluang untuk menjadi tenaga yang upahnya jauh lebih tinggi dibanding TKI yang bekerja di negara Asia maupun di Eropa lainnya.
        
Untuk itu, kata Jenderal Purnawirawan bintang tiga itu, yang harus dipersiapkan saat ini adalah sumber daya manusia para calon tenaga kerja yang memadai terutama bisa menguasai bahasa asing khususnya Inggris sebagai bahasa Internasional yang digunakan di negara itu selain bahasa Arab.
         
Ia mengatakan, Qatar sebagai salah satu negara terkaya di dunia karena sumber daya alamnya khususnya minyak gas itu, sehingga wajar bila penduknya itu menjadi negara yang tingkat pendapatan paling tertinggi di dunia melampaui seluruh negara di dunia.
        
"Saya mau sampaikan bahwa anak yang baru lahir saja di Qatar, sudah di gaji negaranya sebesar Rp150 juta per jiwa, mulai dari anak pertama yang lahir hingga anak ke empat," ujarnya.
         
Sementara itu, Ketua Dewan Penasehat 'Supomo Centre', Marsekal Muda Purn. TNI H Supomo, mengatakan rasa bangga dan terima kasih kepada kehadiran Dubes Indonesia untuk Qatar yang datang memberi pengalaman serta peluang usaha bagi warga Kota Kendari untuk bisa menyamakan diri dengan daerah lain di indonesia.
            
Ia mengatakan, sumber daya alam (SDA) yang ada di Sultra cukup melimpah, sehingga diharapkan pemimpin Sultra untuk lima tahun kedepan dibutuhkan seorang pemimpin yang mampu membuat torobosan bagi peningkatan kesejahteraan rakyatnya ke arah yang lebih maju dan disegani.

Diskusi Publik yang berlangsung selama tiga jam itu selain dihadiri para pelaku usaha, akademisi, tokoh masyarakat, tokoh agama, cendekiah serta lembaga swadaya masyarakat dan unsur perempuan.

Pewarta : Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024