Kendari (Antara Sultra) - Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam bekerja sama dengan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, menyelenggarakan Sosialisasi Program 5.000 Doktor kepada dosen dan tenaga kependidikan IAIN Kendari.
Sosialisasi itu diikuti pula Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS) se-Sulawesi Tenggara yakni Universitas Muhammadiyah Kendari dan Institut Ilmu Al Qur'an Sulawesi Tenggara dengan total sekitar 100 orang peserta yang dilaksanakan di Aula Perpustakaan IAIN Kendari, Rabu.
Project Management Unit (PMU) Program 5.000 Doktor, Amiruddin Kuba, mengatakan sosialisasi bertujuan memotivasi para dosen dan tenaga kependidikan untuk mengikuti program 5.000 doktor terutama di luar negeri.
"Saat ini kami menyediakan kuota sebanyak 250 orang per tahun untuk studi doctoral di luar negeri tetapi yang lolos hanya 73 orang, ini masih jauh dari target. Oleh karena itu kita mendorong dosen dan tenaga kependidikan untuk memanfaatkan program ini," katanya.
Dijelaskan, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam telah menjalin kerja sama dengan 17 universitas di berbagai Negara seperti Australia, Belanda, Perancis, Cairo, Aljazair dan lain-lain.
Kerja sama itu katanya, dalam rangka mempermudah calon mahasiswa untuk mengakses fasilitas studi luar negeri dan membantu mempercepat penyelesaian studi.
"Banyak benefit yang diperoleh mahasiswa program doktor di luar negeri, antara lain pendampingan bahasa asing, living cost, biaya kuliah, biaya pembelian buku referensi, biaya conference dan biaya lainnya termasuk jika membawa pasangan dan anak masuk dalam tanggung pemerintah," katanya.
Dalam sosialisasi itu, Amiruddin juga menampilkan sejumlah testimoni dari peserta program 5000 doktor. Harapannya, testimoni tersebut menjadi gambaran awal bagi para dosen dan tenaga kependidikan yang memiliki keinginan melanjutkan studi doctoral di luar negeri.
Kementerian Agama kata dia, menargetkan jumlah peserta program 5000 doktor ke luar negeri mencapai 1000 orang dalam kurun waktu lima tahun.
"Tahun ini merupakan tahun ketiga dari program tersebut, namun jumlah peserta program 5000 doktor untuk tujuan luar negeri masih berada dibawah angka 40 persen dari target," katanya.
Dijelaskan, program 5000 doktor dengan tujuan studi ke luar negeri akan dibuka pada bulan Oktober-Desember 2017, sedangkan untuk studi dalam negeri telah ditutup pada awal Juli 2017.
"Program 5000 Doktor terbuka bagi Dosen PNS dan non PNS serta tenaga kependidikan dengan syarat antara lain memperoleh Rekomendasi dari Pimpinan Perguruan Tinggi, memperoleh skor TOEFL 500 dan TOAFL 450," katanya.
Rektor IAIN Kendari, Nur Alim merespon positif atas kesediaan tim Diktis melakukan sosialisasi program 5000 doktor di institusi yang dipimpinnya.
Ia berharap, sosialisasi tersebut semakin membuka peluang bagi dosen dan tenaga kependidikan memenuhi persyaratan kelulusan sebagai peserta program tersebut dengan mempersiapkan diri sejak dini.
"Saat ini, IAIN Kendari telah memiliki 130 orang dosen dan orang 56 tenaga Kependidikan. Sebanyak 42 orang diantaranya telah berkualifikasi doktor," katanya.
Sosialisasi itu diikuti pula Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS) se-Sulawesi Tenggara yakni Universitas Muhammadiyah Kendari dan Institut Ilmu Al Qur'an Sulawesi Tenggara dengan total sekitar 100 orang peserta yang dilaksanakan di Aula Perpustakaan IAIN Kendari, Rabu.
Project Management Unit (PMU) Program 5.000 Doktor, Amiruddin Kuba, mengatakan sosialisasi bertujuan memotivasi para dosen dan tenaga kependidikan untuk mengikuti program 5.000 doktor terutama di luar negeri.
"Saat ini kami menyediakan kuota sebanyak 250 orang per tahun untuk studi doctoral di luar negeri tetapi yang lolos hanya 73 orang, ini masih jauh dari target. Oleh karena itu kita mendorong dosen dan tenaga kependidikan untuk memanfaatkan program ini," katanya.
Dijelaskan, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam telah menjalin kerja sama dengan 17 universitas di berbagai Negara seperti Australia, Belanda, Perancis, Cairo, Aljazair dan lain-lain.
Kerja sama itu katanya, dalam rangka mempermudah calon mahasiswa untuk mengakses fasilitas studi luar negeri dan membantu mempercepat penyelesaian studi.
"Banyak benefit yang diperoleh mahasiswa program doktor di luar negeri, antara lain pendampingan bahasa asing, living cost, biaya kuliah, biaya pembelian buku referensi, biaya conference dan biaya lainnya termasuk jika membawa pasangan dan anak masuk dalam tanggung pemerintah," katanya.
Dalam sosialisasi itu, Amiruddin juga menampilkan sejumlah testimoni dari peserta program 5000 doktor. Harapannya, testimoni tersebut menjadi gambaran awal bagi para dosen dan tenaga kependidikan yang memiliki keinginan melanjutkan studi doctoral di luar negeri.
Kementerian Agama kata dia, menargetkan jumlah peserta program 5000 doktor ke luar negeri mencapai 1000 orang dalam kurun waktu lima tahun.
"Tahun ini merupakan tahun ketiga dari program tersebut, namun jumlah peserta program 5000 doktor untuk tujuan luar negeri masih berada dibawah angka 40 persen dari target," katanya.
Dijelaskan, program 5000 doktor dengan tujuan studi ke luar negeri akan dibuka pada bulan Oktober-Desember 2017, sedangkan untuk studi dalam negeri telah ditutup pada awal Juli 2017.
"Program 5000 Doktor terbuka bagi Dosen PNS dan non PNS serta tenaga kependidikan dengan syarat antara lain memperoleh Rekomendasi dari Pimpinan Perguruan Tinggi, memperoleh skor TOEFL 500 dan TOAFL 450," katanya.
Rektor IAIN Kendari, Nur Alim merespon positif atas kesediaan tim Diktis melakukan sosialisasi program 5000 doktor di institusi yang dipimpinnya.
Ia berharap, sosialisasi tersebut semakin membuka peluang bagi dosen dan tenaga kependidikan memenuhi persyaratan kelulusan sebagai peserta program tersebut dengan mempersiapkan diri sejak dini.
"Saat ini, IAIN Kendari telah memiliki 130 orang dosen dan orang 56 tenaga Kependidikan. Sebanyak 42 orang diantaranya telah berkualifikasi doktor," katanya.