Kendari, Antara Sultra - Harga gula merah dari aren di tingkat pedagang pengecer di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, mencapai Rp18.000 per kilogram atau mengalami kenaikan dibanding dengan sebelumnya Rp17.500 per kilogram.

"Kenaikan harga gula merah aren itu masih dalam batas yang wajar, apalagi menjelang hari raya Idul Adha 1438 hijriah yang biasanya, konsumen banyak yang membutuhkan," ujar Kapala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan perdagangan Sultra, Muhammad Ali di Kendari, Selasa.

Ia mengatakan, gula merah aren yang paling disukai konsumen di Kota Kendari saat ini umumnya dari Kabupaten Bombana (Kabaena) serta sebagian lainnya datang dari Kabupaten Muna dan Buton Utara.

Sementara itu, data yang dihimnpun dari Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra melalui Petugas Pelayanan Informasi Pasar dan Analisa Pasar Hasil Pertanian (PIP/APHP Disbun Sultra), mengatakan perkembangan harga harian dan mingguan terhadap jenis komoditas hasil perkebunan di Sultra diakuinya mengalami naik turun dan terkadang berbeda antara satu kabupaten dan kabupaten lain.

Dikatakan, harga gula aren ditingkat petani/produsen masih pada kisaran Rp12.000 per kilogram, sementara di tingkat pedagang pengumpul naik menjadi Rp15.000 per kilogaram.

"Perbedaan harga yang cukup mencolok itu, karena pedagang memperhitungkan biaaa produksi dan angkutan dari tingkat petani produsen ke pasaran. Apalagi bila gula aren itu didatangkan dari wilayah kepulauan yang biasanya dua kali pindah kapal laut baru bisa tiba dipasaran Kota Kendari," ujar Adnan Jaya, petugas PIP/APHP Disbun Hortikultura Sultra.

Meskipun ada kenaikan harga gula aren itu, kata dia, masyarakat tidak mempermasalahan hingga sejauh itu, karena proses pembuatan gula aren dari wilayah Bombana dan Muna itu dijamin kualitasnya.

Pewarta : Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024