Kendari, Antara Sultra - Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara mencatat 65,7 persen dari seluruh kasus penyalahgunaan narkoba di daerah tersebut berstatus pelajar dan mahasiswa.

"Prosentase terbanyak pelajar/mahasiswa, 31 persen pekerja swasta dan PNS, serta 3,3 persen adalah para pengangguran," kata Kabid Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNP Sultra, Harmawati, saat sosialisasi pencegahan penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan RI di Bandara Haluoleo, Rabu.

Sosialisasi pencegahan penyalahgunaan narkoba tersebut juga bekerja sama dengan BNNP Sultra serta Dit Res Narkoba Polda Sultra.

Harmawati prohatin dan sangat menyayangkan peredaran narkoba di Sultra yang bukannya menurun, malah makin meningkat.

"Parahnya lagi, sebagian dari angka itu justru disumbang dari kalangan pelajar. Pengedar ini memang mengincar mereka yang masih dalam golongan usia rentan yakni mulai dari anak SD hingga SMA," katanya.

Menurut dia, terjeratnya banyak pelajar dan mahasiswa sebagai pengguna narkoba dinilai jauh lebih membahayakan.

"Untuk kalangan pelajar tersebut, narkoba yang paling banyak digunakan adalah jenis tembakau gorila, lem fox," katanya.

Dikatakan, terjeratnya para pelajar dan mahasiswa untuk menkonsumsi narkoba tersebut karena awalnya ingin coba-coba pakai.

"Kategori coba pakai ini artinya masih coba-coba, makanya mereka sebenarnya masih bisa diinterfensi oleh semua pihak untuk berperan aktif dalam melawan peredaran narkoba di kalangan pelajar," katanya.



Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024