Kendari, Antara Sultra - Bank Indonesia mencatat, pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara pada triwulan pertama tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 8,1 persen.

Laju pertumbuhan tersebut menduduki peringkat kedua tertinggi se Indonesia setelah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara Minot Purwahono, Minggu, menjelaskan ada beberapa penyebab terjadinya peningkatan ekonomi di Sultra yakni peningkatan kinerja pada lapangan usaha utama, peningkatan konsumsi rumah tangga, peningkatan investasi serta peningkatan volume ekspor.

"Sektor pertambangan menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, menyusul sektor pertanian, perikanan dan kehutanan," ujarnya.

Perkembangan ekonomi di triwulan pertama diatas nasional. Awalnya di Sultra pada 8,4 persen tetapi setelah di koreksi menjadi 8,1 persen. Jadi hal ini menjadi prestasi yang luar biasa di Sultra.

Sementara untuk pertumbuhan ekononi Sultra pada triwulan kedua justru mengalami penurunan menjadi 7 persen. Perlambatan peningkatan ekonomi tersebut disebabkan pada lesunya aktivitas pertambangan, usaha jasa konstruski yang masih memasuki masa penawaran, lambatnya laju investasi, rendahnya konsumsi pemerintah serta kinerja ekspor yang menurun.

Selain itu, Sultra juga mengalami inflasi yang cukup tinggi pada bulan Juni lalu, sehingga menyebabkan daya beli masyarakat juga mengalami penurunan.

"Meski pertumbuhan ekonomi di Sultra hanya 7 persen pada triwulan kedua, namun masih mengalahkan laju pertumbuhan ekonomi nasional," tutur Minot Purwahono.

Pewarta : Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024