Kendari, Antara Sultra - Persediaan buha-buahan di pasaran kota Kendari, selama sebulan terakhir sangat terbatas sehingga menyebabkan harga di pasaran mengalami kenaikan yang bervariasi.

Pantauan di Kendari, Jumat, petani buah rambutan di Desa Lameuru dan Ambepua Kecamatan Ranomeeto Selatan atau sekitar 15 Km selatan Kota Kendari, lesu karena produksi buah merosot dibanding tahun lalu.

Buah apel lokal maupun impor, rambutan, buah naga, langsat, jeruk, salak, pisang hingga nanas umumnya naik antara Rp5.000 hingga 10.000 dari harga biasanya.

Salah seorang petani jeruk Udin (50) di Lameuru Konawe Selatan, mengatakan buah rambutan yang biasanya dipanen pada April hingga Juni itu, hanya bisa dipetik tidak lebih dari satu kuintal atau di bawah 100 kilogram karena buahnya rusak akibat hujan yang melanda wilayah itu selama dua bulan terakhir ini.

"Biasanya kami panen hingga mencapai satu hingga dua ton atau sekitar 1.000 - 2.000 kilogram dari luas tanaman hampir 1,5 hektare. Namun tahun ini hanya puluhan kilogram saja yang didapat," ujarnya.

Ia mengatakan, gagalnya buah-buahan tahun ini menyebabkan biaya produksi yang dikeluarkan seperti pembelian pupuk dan pembersihan lahan masih sulit tertutupi akibat produksi buah tahun ini rusak.

Di sejumlah pusat penjualan buah di Kota Kendari, nampak hanya beberapa penjual buah yang menjajakan jualannya dengan harga buah rambutan dan lanagsat yang relatif tinggi yakni mencapai Rp25.000 - Rp30.000 per kilogram. Sedangkan harga biasanya hanya berkisar Rp10.000-Rp15.000 per kilogram.

Menurut salah seorang pedagang buah H.Anang (45), mengatakan tahun ini produk buah persediannya terbatas akibat merosot produksi dari petani, baik produk antarpulau maupun buah lokal.

Akibatnya kata dia, harga cenderung lebih mahal dibanding dengan tahun sebelumnya, karena produksi terbatas sementara permintaan konsumen saat sebelum dan pascalebaran tahun ini meningkat.

"Kalau buah-buahan lainnya seperti, pisang, nanas dan pepaya stoknya cukup tersedia, sehingga meskipun ada kenaikan harga tidak begitu besar," ujarnya.

Pewarta : Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024