Kendari, Antara Sultra - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengimbau ahli waris atau lembaga adat agar benda bersejarah dari leluhur dititipkan di museum.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra Damsid di Kendari, Senin, mengatakan museum menjamin benda bersejarah titipan warga terpelihara dengan baik karena akan dirawat secara profesional.
"Benda bersejarah dirawat oleh pegawai yang memiliki keahlian. Ke depan anggaran perawatan akan diusulkan secara maksimal di DPRD," kata Damsid.
Benda bersejarah dari sejumlah keraton atau rumah-rumah adat dapat menjadi objek wisata yang menarik bagi tamu dari daerah lain sehingga disarankan untuk dititipkan di museum.
Jika ahli waris atau pemilik benda bersejarah tidak memiliki waktu atau kemampuan merawat benda kuno dapat diserahkan secara resmi di museum.
"Perburuan benda-benda bersejarah belum dilakukan secara maksimal karena keterbatasan anggaran. Koleksi yang ada sekarang adalah penyerahan sukarela dari para pemilik atau ahli waris," katanya.
Pejabat UPTD Museum Kendari Erlan Asman mengakui pihaknya tidak dapat melakukan perawatan benda-benda bersejarah karena minim anggaran, padahal penting.
"Jangankan untuk menambah koleksi, kegiatan pengelolaan dan perawatan benda-benda bersejarah jarang dilakukan karena keterbatasan anggaran," kata Erlan.
Museum Kendari yang anggarannya terbatas, hanya memiliki 5.000 koleksi dari 10 jenis benda bersejarah.
"Koleksi yang ada sekarang sudah bertahun-tahun atau tidak ada penambahan karena tidak ada anggaran," ujarnya.
Ia menambahkan sejak otonomi daerah perhatian pemerintah terhadap museum sangat kurang yang dibuktikan dengan tidak adanya alokasi anggaran perawatan dan pencarian benda bersejarah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra Damsid di Kendari, Senin, mengatakan museum menjamin benda bersejarah titipan warga terpelihara dengan baik karena akan dirawat secara profesional.
"Benda bersejarah dirawat oleh pegawai yang memiliki keahlian. Ke depan anggaran perawatan akan diusulkan secara maksimal di DPRD," kata Damsid.
Benda bersejarah dari sejumlah keraton atau rumah-rumah adat dapat menjadi objek wisata yang menarik bagi tamu dari daerah lain sehingga disarankan untuk dititipkan di museum.
Jika ahli waris atau pemilik benda bersejarah tidak memiliki waktu atau kemampuan merawat benda kuno dapat diserahkan secara resmi di museum.
"Perburuan benda-benda bersejarah belum dilakukan secara maksimal karena keterbatasan anggaran. Koleksi yang ada sekarang adalah penyerahan sukarela dari para pemilik atau ahli waris," katanya.
Pejabat UPTD Museum Kendari Erlan Asman mengakui pihaknya tidak dapat melakukan perawatan benda-benda bersejarah karena minim anggaran, padahal penting.
"Jangankan untuk menambah koleksi, kegiatan pengelolaan dan perawatan benda-benda bersejarah jarang dilakukan karena keterbatasan anggaran," kata Erlan.
Museum Kendari yang anggarannya terbatas, hanya memiliki 5.000 koleksi dari 10 jenis benda bersejarah.
"Koleksi yang ada sekarang sudah bertahun-tahun atau tidak ada penambahan karena tidak ada anggaran," ujarnya.
Ia menambahkan sejak otonomi daerah perhatian pemerintah terhadap museum sangat kurang yang dibuktikan dengan tidak adanya alokasi anggaran perawatan dan pencarian benda bersejarah.