Kendari, Antara Sultra - Harga gula merah dari aren yang dijual di sejumlah pasar induk maupun pasaran tradisional di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), di awal puasa Ramadhan 1438 Hijriah naik rata-rata Rp5.000 per kilogram.
Pantauan di Pasar Baruga dan Pasar Wuawua, Kendari, Minggu, gula merah aren yang yang biasanya di jual antara Rp14.000 hingga Rp15.000 per kilogram, kinia naik hingga menjadi Rp20.000 per kilogram.
"Kenaikan harga gula merah aren ini, karena permintaan konsumen menjelang puasa hingga saat ini cukup besar sementara persediaan tergolong terbatas," kata Ny.Rumi (42), pedagang bahan kebutuhan pokok dan campuran di pasar tradisional Bonggoeya.
Ia mengatakan, gula merah aren yang banyak didatangkan pedagang dari wilayah Kabaena Kabupaten Bombana itu diakui stoknya terbatas karena, gula merah aren itu kualitasnya jauh lebih bagus dibanding dengan gula merah yang terbuat dari kelapa.
Gula merah aren yang di produk masyarakat di Pulau Kabaena Bombana, merupakan satu-satunya gula merah yang memiliki ciri khas yang manis dan padat ketimbang dengan produk gula yang didatangkan dari luar provinsi.
"Sejak sebulan terakhir ini produk gula merah aren produksi kuran, disebabkan karena kondisi curah hujan yang begitu tinggi yang menyebabkan produk air dari pohon aren atau (enau-red) yang disedap juga kurang sehingga mempengaruhi produksi," ujar Hasmin pedagang sembako lainnya.
Ia mengatakan, berbeda penyadap aren di Kecamatan Kabaena Tengah dan Kecamatan Kabaena mengatakan harga jual gula merah hanya mencapai Rp5.000 hingga Rp7.000 per biji, namun setelah sampai di kota, harganya sudah naik dua bahkan tiga kali lipat.
Selain gula merah aren yang naik jelang puasa Ramadhan, sejumlah kebutuhan lain juga ikut naik seperti pisang dan kelapa parut yang setiap saat banyak dibutuhkan para ibu-ibu untuk menu berbuka puasa.
Sebagai contoh pisang raja dan pisang bugis yang banyak digunakan untuk kola, kini naik dua kali lipat dari harga biasanya. Pisang raja yang biasanya di jual Rp15.000 per sisir kini naik hingga Rp20.000 per sisir. Begitu puloa dengan kelapa parut yang biasanya Rp4.000 hingga Rp5.000 per biji kini naik menjadi Rp7.000 hingga Rp8.500 per biji ukuran sedang.
Pantauan di Pasar Baruga dan Pasar Wuawua, Kendari, Minggu, gula merah aren yang yang biasanya di jual antara Rp14.000 hingga Rp15.000 per kilogram, kinia naik hingga menjadi Rp20.000 per kilogram.
"Kenaikan harga gula merah aren ini, karena permintaan konsumen menjelang puasa hingga saat ini cukup besar sementara persediaan tergolong terbatas," kata Ny.Rumi (42), pedagang bahan kebutuhan pokok dan campuran di pasar tradisional Bonggoeya.
Ia mengatakan, gula merah aren yang banyak didatangkan pedagang dari wilayah Kabaena Kabupaten Bombana itu diakui stoknya terbatas karena, gula merah aren itu kualitasnya jauh lebih bagus dibanding dengan gula merah yang terbuat dari kelapa.
Gula merah aren yang di produk masyarakat di Pulau Kabaena Bombana, merupakan satu-satunya gula merah yang memiliki ciri khas yang manis dan padat ketimbang dengan produk gula yang didatangkan dari luar provinsi.
"Sejak sebulan terakhir ini produk gula merah aren produksi kuran, disebabkan karena kondisi curah hujan yang begitu tinggi yang menyebabkan produk air dari pohon aren atau (enau-red) yang disedap juga kurang sehingga mempengaruhi produksi," ujar Hasmin pedagang sembako lainnya.
Ia mengatakan, berbeda penyadap aren di Kecamatan Kabaena Tengah dan Kecamatan Kabaena mengatakan harga jual gula merah hanya mencapai Rp5.000 hingga Rp7.000 per biji, namun setelah sampai di kota, harganya sudah naik dua bahkan tiga kali lipat.
Selain gula merah aren yang naik jelang puasa Ramadhan, sejumlah kebutuhan lain juga ikut naik seperti pisang dan kelapa parut yang setiap saat banyak dibutuhkan para ibu-ibu untuk menu berbuka puasa.
Sebagai contoh pisang raja dan pisang bugis yang banyak digunakan untuk kola, kini naik dua kali lipat dari harga biasanya. Pisang raja yang biasanya di jual Rp15.000 per sisir kini naik hingga Rp20.000 per sisir. Begitu puloa dengan kelapa parut yang biasanya Rp4.000 hingga Rp5.000 per biji kini naik menjadi Rp7.000 hingga Rp8.500 per biji ukuran sedang.