Kendari (Antara Sultra) - Perum Badan Urusan Logistik Kabupaten Bombana, mendukung program Gerakan Pemuda Petani Indonesia (Gempita) di wilayah itu dalam mendampingi para petani untuk menjadi mitra petani di daerah.
Kepala Perum Bulog Bombana, A.Nurhayati melalui Koordinator Cabang Gempita Bombana Jumrad Rounde, Kamis mengatakan program Gempita yang dimotori sejumlah pemuda dengan bekerja sama dengan aparat Babinsa TNI-AD di wilayah Bombana patut di dukung.
Apalagi untuk memberi pembinaan agar petani bisa mandiri dan menghasilkan produk pertaniannya yang sesuai dengan dingingkan pasar.
"Dukungan Bulog Bombana terhadap program yang ditawarkan Gempita yakni dengan melakukan nota kesepahaman adalah langkah yang kongkrit demi mewujudkan peningkatan produksi bagi petrani di daerah itu," ucapnya.
Menurut Nurhayatai, salah satu bentuk nota kesepahaman itu yakni memberi peluang kepada Gempita agar melakukan pendataan areal persawahan petani di Bombana dengan standar kualitas gabah maupun beras yang harus dihasilkan petani.
Di Bombana kata Nurhayati, produksi gabah pada areal persawahan yang sangat luas belum semuanya teridentifikasi total kuantitasnya, sebab tidak ada satu kelompok tanipun yang menjual produksinya ke pihak Bulog.
"Kami sudah siap untuk menadah produksi petani sesuai dengan budget anggaran yang ada, tetapi pihak petani yang mendapatkan bantuan dari pemerintah itu lebih memilih menjual produknya kepada para tengkulak," terangnya.
Oleh karena itu, dengan adanya Nota Kesepahaman antara pemerintah atau pihak Gempita dengan kelompok tani sudah merupakan satu solusi untuk memutuskan mata rantai dengan tengkulak.
"Ini perlu disosialisasikan lebih jauh sehingga semua stakeholder yang ada dapat terlibat seperti Jasindo dan Perbankan," katanya.
Kepala Perum Bulog Bombana, A.Nurhayati melalui Koordinator Cabang Gempita Bombana Jumrad Rounde, Kamis mengatakan program Gempita yang dimotori sejumlah pemuda dengan bekerja sama dengan aparat Babinsa TNI-AD di wilayah Bombana patut di dukung.
Apalagi untuk memberi pembinaan agar petani bisa mandiri dan menghasilkan produk pertaniannya yang sesuai dengan dingingkan pasar.
"Dukungan Bulog Bombana terhadap program yang ditawarkan Gempita yakni dengan melakukan nota kesepahaman adalah langkah yang kongkrit demi mewujudkan peningkatan produksi bagi petrani di daerah itu," ucapnya.
Menurut Nurhayatai, salah satu bentuk nota kesepahaman itu yakni memberi peluang kepada Gempita agar melakukan pendataan areal persawahan petani di Bombana dengan standar kualitas gabah maupun beras yang harus dihasilkan petani.
Di Bombana kata Nurhayati, produksi gabah pada areal persawahan yang sangat luas belum semuanya teridentifikasi total kuantitasnya, sebab tidak ada satu kelompok tanipun yang menjual produksinya ke pihak Bulog.
"Kami sudah siap untuk menadah produksi petani sesuai dengan budget anggaran yang ada, tetapi pihak petani yang mendapatkan bantuan dari pemerintah itu lebih memilih menjual produknya kepada para tengkulak," terangnya.
Oleh karena itu, dengan adanya Nota Kesepahaman antara pemerintah atau pihak Gempita dengan kelompok tani sudah merupakan satu solusi untuk memutuskan mata rantai dengan tengkulak.
"Ini perlu disosialisasikan lebih jauh sehingga semua stakeholder yang ada dapat terlibat seperti Jasindo dan Perbankan," katanya.