Kendari (Antara Sultra) - Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam, mengatakan karnaval tenun lokal merupakan wujud dari pelestarian budaya daerah.
"Perayaan karnaval tenun Sultra yang kita lakukan setiap tahun dalam rangka HUT Sultra ini merupakan wujud pelestarian tradisi budaya daerah, khususnya kain tenun," kata Nur Alam usai menghadiri Karnaval Tenun Sultra di Kendari, Senin.
Nur Alam mengatakan, promosi dan menggali potensi tenun lokal yang dilakukan selama ini mengantarkan tenun Sultra sudah dikenal hingga mancanegara.
"Karena sudah beberapa kali kita melakukan kegiatan di luar negeri dalam rangka mengembangkan tenun lokal. Hingga saat ini sudah banyak peminat tenun Sultra dari luar negeri," katanya.
Menurut dia, momen karnaval tenun daerah ini juga menunjukan wajah Sultra yang sebenarnya karena memiliki keragaman budaya, khususnya budaya tenun.
"Dari 17 kabupaten kota di Sultra, memiliki motif tenun yang berbeda-beda, tetapi perbedaan motif tenun itu tidak membuat kita terkotak-kotak malah menjadi merekat kekeluargaan," katanya.
Nur Alam berharap kepada seluruh pemerintah daerah untuk terus berkomitmen menjaga dan mengembangkan potensi budaya tenun di seluruh wilayah pelosok Bumi Anoa.
Karnaval tenun tersebut diikuti 17 kabupaten dan kota, 30 SKPD lingkup Sultra dan 19 grup dari asosiasi, sekolah dan komunitas yang ada di Kota Kendari serta lima drum band.
Kegiatan itu disaksikan oleh Gubernur Sultra dan didampingi ketua PKK Sultra Tina Nur Alam, unsur forkopimda dan beberapa bupati se-Sultra.
"Perayaan karnaval tenun Sultra yang kita lakukan setiap tahun dalam rangka HUT Sultra ini merupakan wujud pelestarian tradisi budaya daerah, khususnya kain tenun," kata Nur Alam usai menghadiri Karnaval Tenun Sultra di Kendari, Senin.
Nur Alam mengatakan, promosi dan menggali potensi tenun lokal yang dilakukan selama ini mengantarkan tenun Sultra sudah dikenal hingga mancanegara.
"Karena sudah beberapa kali kita melakukan kegiatan di luar negeri dalam rangka mengembangkan tenun lokal. Hingga saat ini sudah banyak peminat tenun Sultra dari luar negeri," katanya.
Menurut dia, momen karnaval tenun daerah ini juga menunjukan wajah Sultra yang sebenarnya karena memiliki keragaman budaya, khususnya budaya tenun.
"Dari 17 kabupaten kota di Sultra, memiliki motif tenun yang berbeda-beda, tetapi perbedaan motif tenun itu tidak membuat kita terkotak-kotak malah menjadi merekat kekeluargaan," katanya.
Nur Alam berharap kepada seluruh pemerintah daerah untuk terus berkomitmen menjaga dan mengembangkan potensi budaya tenun di seluruh wilayah pelosok Bumi Anoa.
Karnaval tenun tersebut diikuti 17 kabupaten dan kota, 30 SKPD lingkup Sultra dan 19 grup dari asosiasi, sekolah dan komunitas yang ada di Kota Kendari serta lima drum band.
Kegiatan itu disaksikan oleh Gubernur Sultra dan didampingi ketua PKK Sultra Tina Nur Alam, unsur forkopimda dan beberapa bupati se-Sultra.