Kendari, Antara Sultra - Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) Provinsi Sulawesi Tenggara Hugua menyebutkan Taman Nasional Rawa Aopa (TN-RAW) sebagai potensi wisata masa depan yang menjanjikan.

"Saya ini berlatar belakang aktivis lingkungan. Saya optimistis TN-RAW yang menyimpan keragaman flora dan fauna menjadi potensi wisata andal," kata Hugua di Kendari, Selasa.

Hal tersebut dikemukakan Hugua sebagai salah satu figur calon pemimpin Sultra pada dialog dengan tema "Pemimpin Berbicara" yang digelar Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Hugua Bupati Wakatobi dua periode 2006-2016 menyebut keragaman fauna, antara lain, anoa (Bubalus depressicornis), Monyet Sulawesi (Macaca ochreata), buaya muara (Crocodylus porosus) dan Soa soa (Hidrosaurus amboinensis) adalah potensi wisata masa depan Sultra.

"Investasi di sektor lingkungan tidak ada mudaratnya. Bahkan menjamin kelangsungan kehidupan alam sekitarnya," kata Hugua.

Apalagi kawasan Taman Nasional Rawa Aopa terdapat speksifikasi hutan pendidikan yang dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan atau riset dan penilitian bagi flora dan fauna.

Fasilitas penunjang yang dibutuhkan dalam kawasan hutan pendidikan, antara lain, wisma tamu, visitor center, jalan setapak/jalan trail, papan petunjuk dan rumah pohon.

Hutan pendidikan sebagai bagian dari Taman Nasional Rawa Aopa yang ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan Nomor 756/kpts-II/1990 tanggal 17 Desember 1990 dengan 105.194 Ha memiliki empat ekosisten unggulan.

Keempat ekosistem tersebut adalah hutan dataran rendah, ekosistem rawa, savana dan ekosistem hutan mangrove (bakau).

Berdasarkan hasil survei inventarisasi yang sudah dilakukan sampai dengan tahun 2012 tercatat sebanyak 501 jenis tumbuhan dari 110 famili, diantaranya terdapat jenis tumbuhan yang dilindungi yakni damar (Agathis homii) dan Kusemeeto (Dyospyros malabarica).

Sedangkan untuk satwa liarnya tercatat sekitar 23 jenis mamalia, antara lain, Monyet Digo, Musang Sulawesi, Kuskus Beruang dan sekitar tujuh jenis reptil, yaitu Buaya Muara, Ular Sawah, Biawak, Bulus dan Tokek.

Juga ditemukan delapan jenis Pisces, yaitu Tambakang, Gabus, Lele dan 207 jenis aves (Maleo, mandar dengkur, Kakaktua kecil Jambul Kuning).

Dia menambahkan wisatawan bersedia terbang 30 jam dari Amerika Latin untuk menyaksikan beragam flora dan fauna di Taman Nasional Rawa Aopa.

Mereka tidak tertarik lagi melihat gendung-gedung pencar langit karena di negaranya sudah tersedia sejak kelahiran mereka.

Peneliti dapat mengakses Hutan Pendidikan Taman Nasional Rawa Aopa melalui dua arah yaitu arah timur: Kota Kendari-Punggaluku-Torobulu-Tinanggea- Lanowulu dengan jarak rute sekitar 120 kilometer dan dapat ditempuh sekitar tiga jam.

Dari arah barat melalui Kota Kolaka-Poleang-Kasipute-Langkowala-Lanowulu dengan jarak sekitar 400 kilometer dan waktu tempuh sekitar 5-8 jam.

Pewarta : Sarjono
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024