Kendari, Antara Sultra - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), menyiapkan bibit secara gratis bagi siapa saja yang ingin melakukan penanaman pohon untuk menghijaukan hutan yang kritis.
"Kami siapkan bibit secara gratis melalui benih bibit milik Dinas Kehutanan, kalau ada masyarakat atau pun LSM yang ingin melakukan kegiatan penanaman pohon kami siapkan," kata kepala Dinas Kehutanan Sultra, Rusbandriyo, di Kendari, Minggu.
Ia mengatakan, sebagian besar lahan kritis di wilayah Sultra merupakan tanah milik warga setempat sehingga pihaknya terus menyadarkan warga untuk tidak membiarkan lahannya tidak ditanami.
"Dalam setiap kesempatan, kami mengimbau kepada warga agar tidak membiarkan lahannya tidak ditanami, Kami juga merencanakan mereboisasi sebagian lahan kritis tersebut," katanya.
Menurut Rusbandriyo, upaya penghijauan atas lahan kritis yang dilakukan pemerintah tidak bisa dilakukan secara sekaligus, akan tetapi harus bertahap.
Upaya meminimalisasi lahan kritis yakni melalui kegiatan penanaman bibit pohon yang merupakan rangkaian program pemerintah pusat yang telah dicanangkan selama ini dengan melibatkan sejumlah organisasi penggiat lingkungan hidup.
"Kami memiliki anggaran untuk reboisasi, tetapi hanya sifatnya pengayaan artinya melihat spot-spot hutan yang sudah kurang pohonnya kami tambah tanamannya," katanya.
"Secara keseluruhan luas hutan di Sultra mencapai 3,68 juta hektare yang tersebar di 17 kabupaten/kota. Dari data itu yang sangat kritis sekitar 269 ribu haktere," katanya.
Dijelaskan, tingkat kekritisan lahan hutan terdiri dari tidak kritis, potensial kritis, agar kritis, kritis dan sangat kritis.
"Kami siapkan bibit secara gratis melalui benih bibit milik Dinas Kehutanan, kalau ada masyarakat atau pun LSM yang ingin melakukan kegiatan penanaman pohon kami siapkan," kata kepala Dinas Kehutanan Sultra, Rusbandriyo, di Kendari, Minggu.
Ia mengatakan, sebagian besar lahan kritis di wilayah Sultra merupakan tanah milik warga setempat sehingga pihaknya terus menyadarkan warga untuk tidak membiarkan lahannya tidak ditanami.
"Dalam setiap kesempatan, kami mengimbau kepada warga agar tidak membiarkan lahannya tidak ditanami, Kami juga merencanakan mereboisasi sebagian lahan kritis tersebut," katanya.
Menurut Rusbandriyo, upaya penghijauan atas lahan kritis yang dilakukan pemerintah tidak bisa dilakukan secara sekaligus, akan tetapi harus bertahap.
Upaya meminimalisasi lahan kritis yakni melalui kegiatan penanaman bibit pohon yang merupakan rangkaian program pemerintah pusat yang telah dicanangkan selama ini dengan melibatkan sejumlah organisasi penggiat lingkungan hidup.
"Kami memiliki anggaran untuk reboisasi, tetapi hanya sifatnya pengayaan artinya melihat spot-spot hutan yang sudah kurang pohonnya kami tambah tanamannya," katanya.
"Secara keseluruhan luas hutan di Sultra mencapai 3,68 juta hektare yang tersebar di 17 kabupaten/kota. Dari data itu yang sangat kritis sekitar 269 ribu haktere," katanya.
Dijelaskan, tingkat kekritisan lahan hutan terdiri dari tidak kritis, potensial kritis, agar kritis, kritis dan sangat kritis.