Kendari, Antara Sultra - Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, terus berupaya melestarikan kawasan hutan mangrove di daerah itu dengan salah satu tujuan sebagai laboratorium alam.

"Pohon mangrove atau pohon bakau tidak asing lagi di kehidupan kita. Manfaatnya begitu banyak, utamanya bagi keseimbangan lingkungan perairan dan laboratorium alam," kata Wali Kota Kendari Asrun di Kendari, Sabtu.

Ia mengatakan tanaman mangrove tersebar di tujuh kawasan di Kota Kendari, yakni Kecamatan Abeli tepatnya di Kelurahan Bungkutoko, Tondonggeu, dan Sambuli.

"Ada juga di Kelurahan Purirano, Kecamatan Kendari, Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga, Kelurahan Lahundape, Kecamatan Kendari Barat, dan Kelurahan Anggoeya, Kecamatan Poasia," katanya.

Saat ini, kata Asrun, kawasan pengembangan mangrove ada di Kelurahan Bungkutoko, Purirano, dan Lahundape.

"Sedangkan kawasan berpotensi lainnya akan dievaluasi untuk dikembangkan menjadi `tracking` seperti halnya di Tacking Mangrove Bungkutoko dan Tracking Mangrove Lahundape sebagai wisata edukasi," katanya.

Ia menegaskan seluruh pantai yang ada mangrovenya itu dilestarikan karena banyak sekali manfaatnya.

"Dari segi ekonomi menghasilkan jenis kayu berkualitas, bisa dijadikan arang kayu, juga bermanfaat sebagai bahan pewarna dan kosmetik," katanya.

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024