Kendari, Antara Sultra - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Tenggara berharap pedagang cabai di daerah ini, untuk sementara tidak menjual cabai ke luar pulau guna menjamin ketersediaan stok di pasaran.

"Memang tidak ada regulasi yang melarang pedagang cabai di kota ini untuk mengirim cabai produksi setempat ke luar daerah, tetapi seharusnya para pedagang lebih memprioritaskan kebutuhan daerah setempat, guna menjaga stabilitas harga cabai," kata Kabid Perdagangan Dalam Negeri Sultra, Muhammad Ali di Kendari, Senin.

Pantauan di sejumlah pasar setempat, harga cabai di Kota Kendari saat ini cenderung masih tinggi. Cabai keriting kini harganya Rp80.000/kg-Rp90.000/kg. Padahal normalnya Rp40.000-Rp50.000/kg.

Ia mengatakan, meningkatnya harga cabai di Kota Kendari itu diakibatkan berkurangnya pemasokan dari Sulawesi Selatan, sementara produk lokal petani juga masi terbatas.

Produk cabai lokal selama ini, datang dari Kabupaten Konawe dan Konawe Selatan, namun karena kondisi curah hujan yang tidak menentu, mengakibatkan produksi petani juga relatif berkurang.

"Saat ini, petani di daerah, baru sedang melakukan tanam, dan diharapkan pada awal sebelum memasuki puasa Ramadhan akhir Mei atau paling lambat awal Juni sudah panen," katanya.

Produski cabai di Kota Kendari pada 2 - 3 bulan ke depan di perkirakan akan mulai stabil karena pemerintah melalui Kementerian Pertanian RI, telah menganjurkan kepada seluruh ibu rumah tangga untuk menam cabai dihalaman rumah masing-masing.

"Minimal setiap ibu rumah tangga melalalui majelis taklim dihimbau untuk menanam cabai melalui wadah polybag 5-7 pohon setiap rumah tangga," ujaranya seraya menambahkan, untuk mendapatkan bibit cabai diberikan secara gratis oleh Balai Pengkajian Teknoloigi Pertanian (BPTP) Kendari.

Pewarta : Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024