Kendari, Antara Sultra - Peternak di Kendari dan beberapa kabupaten di Sulawesi Tenggara masih menggantungkan diri pada pasokan pakan ternak luar daerah seperti Sulawesi Selatan dan Pulau Jawa akibatnya bila terjadi keterlambatan pengiriman, harga langsung melonjak tinggi.

Salah seorang pedagang pakan ternak unggus di Kendari, Rusdi (45), mengatakan, pakan ternak dari jagung giling dan konsentrak (makanan ayam potong dan petelur) yang dijual selama ini 75 persen di pasok dari luar daerah.

"Sebenarnya, pabrik pakan yang ada di Kota Kendari sudah beroperasi sejak 2-3 tahun yang lalu, namun hasilnya belum maksimal sehingga mau tidak mau, permintaan yang begitu besar dari konsumen harus didatangkan dari luar daerah," ujaranya.

Ia mengatakan, pembelian pakan ternak dari luar daerah dengan produksi lokal selisinya cukup besar, sehingga ia berharap pemerintah maupun pengusaha mau membangun industri pakan ternak yang produksinya lebih besar dari yang ada saat ini.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Kendari, Zainal Arifin mengatakan pabrik pakan ternak yang sudah dibangun baru mampu memproduksi pakan satu ton per hari.

"Pabrik pakan yang kita bangun sudah beroperasi meskipun belum maksimal. Hasilnya untuk sementara mampu produksi satu ton pakan per hari. Sementara kebutuhan pakan untuk peternak bisa mencapai 10 kali lipat bahkan lebih," kata Zainal.

Ia mengatakan, pembangunan pabrik pakan ternak untuk mendukung usaha peternakan unggas di daerah itu masih terkendala dengan ketersediaan bahan baku.

Dikatakan, hasil produksi pabrik pakan ternak tersebut didukung dengan bahan baku pakan, yakni sisa-sisa ikan dari perusahaan perikanan yang ada di Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Kendari ditambah dengan bahan baku jagung yang dihasilkan petani perkebunan.

Pewarta : Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024