Kendari, Antara - Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Kelas 1 Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara, mengintensifkan pengawasan keberangkatan kapal demi keselamatan pelayaran menyusul cuaca ekstrem yang melanda wilayah Sultra selama beberapa hari terakhir ini.

Kepala KUPP Kelas 1 Baubau Marlent Manurung di Kendari, Selasa, mengatakan setiap kapal yang akan berangkat dari Pelabuhan Murhum, terlebih dulu harus melalui uji petik untuk memastikan kapal memiliki alat-alat keselamatan yang memadai, seperti life jaket, life krat, dan utamanya harus memiliki radio komunikasi.

"Radio komunikasi wajib dimiliki tiap kapal, agar memudahkan kami berkomunikasi kepada nahkoda kapal dalam memantau posisi dan kondisi kapal saat berlayar," katanya.

Ia mengatakan dengan kodisi cuaca cukup ekstrem selama beberapa hari ini, setiap kapal juga telah diimbau untuk mengurangi beban muatan demi keselamatan saat belayar.

Selain itu, bagi kapal penumpang yang melakukan pelayaran antarpulau, katanya, sudah tidak diperbolehkan lagi menaruh muatan di dek atas kapal.

"Kami tidak perbolehkan lagi kapal antarpulau menaruh barang muatannya di dek atas kapal seperti yang ke Wakatobi, apalagi berdasarkan prakiraan BMKG, kecepatan angin akhir-akhir ini di wilayah perairan Sultra mencapai 10 sampai 20 knot, serta tinggi gelombang rata-rata mencapai satu sampai dua meter," katanya.

Marlent mengatakan sebelum kapal berangkat, para nahkoda juga terlebih dahulu diharuskan melakukan simulasi tata cara pemakaian life jaket. Hal itu sesuai arahan Dirjen Perhubugan Laut Kementerian Perhubungan RI.

Ia mengharapkan para nahkoda selalu mematuhi aturan pelayaran yang telah ditetapkan demi keselamatan, apalagi saat menghadapi cuaca ekstrem.

Pewarta : Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024