Kendari, Antara Sultra - Panglima Kodam VII Wirabuana, Mayjen TNI Agus Surya Bhakti, mengatakan tingkat kesejahteraan masyarakat yang rendah bisa menjadi pemicu konflik di suatu negara atau daerah.

"Ancaman kita saat ini bukan perang dengan pesawat yang canggih, tetapi ancaman ada di sekitar kita yakni kesejahteraan masyarakat. Rendahnya kesejahteraan akan picu masalah lain seperti bidang keyakinan, idiologi, budaya dan keamanan," kata Pangdam saat menghadiri Rakor Ketahanan Pangan di Kendari, Sultra, Jumat.

Berdasarkan potensi konflik itu, kata Agus TNI saat ini selalu jalan bersama dan bekerja sama dalam sektor pertanian dan petani untuk mendorong peningkatan produksi dan ketahanan pangan.

"Jangan heran kalau TNI saat ini berada di sawah, di kebun bersama petani. Tujuan akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani atau warga dengan cara memanfaatkan lahan pertanian," katanya.

Menurutnya tugas TNI tidak hanya menjaga kedaulatan NKRI dari ancaman musuh, tetapi juga mensejahterakan masyarakat sehingga tercipta stabilitas keamanan dan ekonomi.

Ia menilai masyarakat yang tidak sejahtera maka akan mudah terprovokasi dan gampang dipecah belah sehingga menimbulkan konflik.

"Personil kami ada di setiap tingkatan daerah mulai Babinsa, Koramil, Kodim, Korem. Dan tidak akan pernah mundur untuk membantu mensejahterakan masyarakat melalui keterlibatan dalam ketahanan pangan," ujarnya.

Pangdam juga merasa bangga karena TNI bisa menjadi bagian sehingga Indonesia sudah tidak mengimpor beras sejak 2016, dan ini merupakan sejarah karena berpuluh puluh tahun Indonesia menjadi pengimpor beras.

"Ini adalah keberhasilan kita semua, keberhasilan semua masyarakat Indonesia yang dengan sadar bahwa kalau kita mau bersatu menanam maka bisa terlepas dari sebutan pengimpor beras," katanya.

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024