Badung (Antara News) - Mantan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan menghargai niat Pemerintah Republik Indonesia untuk membantu menyelesaikan konflik yang terjadi di Rakhine State, Myanmar, yang dihuni mayoritas Muslim Rohingya.

        "Kofi Annan menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah RI atas langkah-langkah dalam membantu menyelesaikan masalah yang terjadi di Rakhine State," kata Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi setelah mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Kofi Annan di Bali International Convention Center (BICC) Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis.

        Kofi Annan yang juga menjabat sebagai Ketua Advisory Committee untuk Rakhine State menyambut baik langkah-langkah Indonesia yang sifatnya konkret.

        Salah satunya dengan menemui langsung Pemerintah Myanmar dan menawarkan diri untuk membantu.

        "Pesan yang kuat yang disampaikan Kofi Annan adalah bahwa beliau sangat mengapresiasi langkah yang diambil oleh Indonesia dalam membangun menyelesaikan dan langkah itu merupakan langkah yang sifatnya konkret," katanya.

        Menteri Retno sendiri menegaskan telah berkomunikasi secara langsung dengan Kofi Annan sebelumnya yang baru kembali dari Rakhine State.  "Saya telah berkomunikasi dengan Kofi Annan yang baru kembali dari lapangan kemarin secara singkat bertemu di Yangon, saya juga berkomunikasi dengan timnya Kofi Annan," katanya.

        Pada pertemuan tersebut, Retno mengaku telah menyampaikan keprihatinan atau "concern" Pemerintah Indonesia terhadap persoalan Rohingya.

        Selain itu , Indonesia juga memiliki harapan agar komunitas yang berada di Rakhine State diproteksi dan dihormati hak-hak dasarnya secara stara/ equal dan secara inklusif. "Yang tidak kalah pentingnya kita siapkan diri untuk membantu," katanya.


        Sementara di Bali, mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Kofi Annan mengatakan pluralisme dan demokrasi harus berjalan selaras.

        "Pluralisme tidak hanya sebuah konsep yang menghargai perbedaan, melainkan nilai-nilai masyarakat," ujar Kofi Annan saat menyampaikan pidatonya dalam Bali Democracy Forum IX, di Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Bali, Kamis. .

        Ia mengatakan agama dan keyakinan telah memberikan panduan kemanusiaan dan kode etis. Agama telah menginspirasi banyak aturan, bahkan di negara sekuler.  "Tapi kita tidak bisa mengingkari agama kadang dijadikan alasan untuk membunuh sesama manusia," ujar dia.

        Satu-satunya cara untuk menghindari konflik, lanjut dia, setiap pemeluk agama harus bisa menjalankan agamanya secara bebas dengan berpegang pada semangat pluralisme. "Kerajaan yang paling sukses di dunia adalah Persia, Roma, dan China dimana kerajaan tersebut berdasarkan pluralisme pragmatis," kata dia.

        Pluralisme mengizinkan mereka untuk menyatu dengan sistem masyarakat maupun pendidikan.

        Sementara itu, demokrasi adalah sistem yang cocok untuk menopang pluralisme pada saat ini. "Melalui demokrasi, hak-hak masyarakat maupun perorangan diberikan kesempatan yang setara.

Pewarta : Hanni Sofia Soepardi
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024