Kendari (Antara News) - Ratusan mahasiswa Sulawesi Tenggara (Sultra) dari berbagai elemen yang tergabung dalam Front Persatuan Nasional Sultra, menggelar aksi bela negara dan parade kebhinekaan di Kendari, Jumat.
Parade kebhinekaan dari mahasiswa yang tergabung dalam Front Mahasiswa Persatuan Nasional Sultra ini dimulai dari pelataran Stadion Lakidende Kendari long march menuju perempatan Lampu Merah Alunalun Tugu Religi Kendari.
Adapun lembaga mahasiswa tergabung dalam aksi fraont tersebut adalah PMKRI, GMNI, GMKI, PMII, LMND, KMHDI, BAKAR-SULTRA, SAMUDRAH-SULTRA, dan Himpunan Mahasiswa Papua Sultra.
Salah satu orator Muhidin Nur yang Ketua PKC PMII SUltra mengatakan, toleransi mengalami kehilangan aplikasi dari berbagai peristiwa yang membawa masalah bagi bangsa.
Menurut dia, Kasus Tolikara Papua, bom Sarinah, indikasi penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan bom Samarinda, menjadi salah satu contoh munculnya sekat di tengah masyarakat yang mengatasnamakan SARA.
"Kasus Ahok menjadi pelajaran bagi kita semua. Biarkan proses hukum dan kita tidak boleh memunculkan perpecahan di bangsa ini," katanya.
Mahasiswa juga meminta agar kasus Ahok untuk tidak dipelintir dalam agenda politik kelompok tertentu, karena kesannya sudah mengarah pada perpecahan masyarakat di Indonesia.
"Isu Sara mulai merebak di tengah masyarakat. Pengotak-kotakan kelompok sangat terasa. Kami ingatkan, bahwa Pancasila adalah ideologi kita. Tidak ada lagi ideologi lain yang ada mencoba menghentikan ideologi Pancasila," Muhidin.
Menurutnya, perbedaan yang ada bisa diterima hanya dengan sikap Bhineka Tunggal Ika, sehingga masyarakat akan saling menghargai karena adanya perbedaan.
"Kami akan terus mengampanyekan Bhineka Tunggal Ika, toleransi antar-umat beragama dan nasionalisme di bumi anoa Sultra dan Indonesia secara umum," katanya.
Dalam barisan parade kebhinekaan tersebut, mahasiswa dari masing-masing agama dan etnis ikut menampilkan identitas seperti Mahasiwa dari umat Hindu, kristiani, Islam, dari etnis Tanah Toraja, Papua, Muna dan lain sebaginya.
Aksi yang dilakukan mahasiswa tersebut mengundang antusis dari warga yang melintasi perempatan lampu merah Alunalun tugu religi tersebut dan mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian.

Pewarta : Suparman
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024