Kendari (Antara News) - Pj Bupati Bombana Hj Siti Saleha mengapresiasi sejumlah petani muda di wilayahnya yang kini mulai mengembangkan tanaman hortikultura khususnya cabe merah kriting.

"Biasanya kalangan anak-anak muda yang baru menyelesaikan pendidikan di SLTA dan Sarjana banyak menjadi pekerja di bidang konstruksi, namun di Bombana justru sudah banyak menjadi petani hortikultura khususnya cabe," kata Saleha di Rumbia ibukota Bombana saat dihubungi via telepon dari Kendari, Senin.

Ia mengatakan, areal tanaman cabe di salah satu desa di Kecamatan Poleang Utara, kata Mantan Asisten III Bombana yang juga masih Kadis Perindag Sultra itu menilai bahwa potensi pengembangan tanaman cabe di daerah itu sangat menjanjikan dan terbukti petani muda di daerah itu telah panen dengan produksi yang cukup menggembirakan.

Cabe rawit varietas bibit unggul `dewata 43 F1` yang ditanam petani di wilayah itu, memberi harapan positif bagi petani horti karena hanya dalam jangka 2-3 usai tanam sudah dapat mengeluarkan bunga hingga ke buah, dan setelah usia 4 bulan sudah mulai panen.

"Kalau saat ini harga cabe rawit yang mencapai Rp25.000 per kilo gram, maka dalam satu ton saja bisa mendapatkan keuntungan antara Rp20-Rp25 juta. Bila ada yang panen hingga 200 ton maka keuntungan bisa mencapai Rp200 juta bahkan lebih," ujar Saleha.

Sebelumnya, Pelaksana tugas Kadis Perkebunan dan Hortikultura Sultra Dr Yesna mengatakan, areal tanam cabe merah maupun cabe keriting di Sultra masih bersifat tanaman seporadis dan tidak berada pada satu kawasan tertentu.

Ia mengatakan, areal tanaman cabe besar di Sultra tersebar di sembilan kabupaten kota di Sultra meliputi

Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Buton, Muna, Bombana, Kolaka, Kolaka Timur, Kota Kendari, dan Kabupaten Wakatobi," katanya.

"Pola panen cabe besar maupun cabe rawit disesuaikan dengan pola tanam untuk menjaga kestabilan stok dan harga, pola sepanjang tahun yang terbesar panen menjelang hari raya," katanya.

Pewarta : Azis Senong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024