Jakarta (Antara News) - Menteri BUMN Rini M Soemarno memperkirakan pembentukan "holding" (induk usaha) BUMN Migas dan "holding" BUMN Tambang akan rampung pada tahun 2016.

         "Kami perkirakan hanya dua holding BUMN yaitu migas dan tambang yang bisa dituntaskan pada tahun ini (2016), selebihnya diproyeksikan pada tahun 2017," kata Rini, usai Rapat Kerja dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis.

         Menurut Rini, pertemuannya dengan Menkeu Sri Mulyani membahas detil persiapan yang dibutuhkan untuk membentuk holding BUMN.

         Ia menjelaskan, pembahasan meliputi berbagai aspek mulai dari bagaimana pembentukan holding dikaitkan status perusahaan hingga persoalan aset yang akan disatukan.

         "Kami juga membahas soal saham Pemerintah pada Freeport sebesar 9,36 persen yang otomatis dialihkan ke holding BUMN Tambang," ujar Rini.

         Menurut catatan, holding BUMN Migas akan menyatukan dua perusahaan besar yaitu PT Pertamina (Persero) dan PT PGN Tbk (Persero), di mana Pertamina akan ditetapkan sebagai perusahaan induk.

         Sedangkan Holding BUMN Tambang menyatukan empat perusahaan yaitu PT Inalum (Persero), PT Bukit Asam Tbk (Perseo), PT Timah Tbk (Persero) dan PT Aneka Tambang Tbk (Persero) dengan proyeksi sebagai induk usaha yaitu PT Inalum.

         "PGN merupakan perusahaan publik, sehingga proses pembentukan juga harus dilaporkan dan disesuaikan dengan ketentuan atau peraturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," tuturnya.

         Setelah itu, yang juga harus dilalui dalam pembentukan holding yaitu keharusan melaporkan dan membahas lebih lanjut dengan DPR-RI.

         "Setelah semua proses dilalui maka akan diterbitkan Peraturan Presiden (PP) masing-masing holding BUMN tersebut," jelasnya.

         Menurut data Kementerian BUMN, selain holding Migas dan holding Tambang, Pemerintha juga mempersiapkan empat holding lainnya yaitu holding BUMN Jalan Tol dan Konstruksi, BUMN Perumahan, BUMN Pangan, BUMN Perbankan dan Jasa Keuangan.

        Terkait penentangan masyarakat Jakarta terhadap salah satu calon gubernur DKI Jakarta, Prabowo menilai setiap tokoh perlu menjaga tutur kata dan ketentraman sehingga masyarakat tidak tersinggung.

        "Menurut pendapat saya, setiap tokoh harus benar-benar menjaga kesejukan, ketenangan tutur kata, supaya rakyat kita tidak emosional," ujar Prabowo.

        Kendati demikian, Prabowo mendesak masyarakat bersama pemerintah bahu-membahu membangun bangsa ditengah melambatnya ekonomi global.

        "Jadi kritik itu ya bagus, asal tidak destruktif dan tidak mengarah kepada kekerasan. Itu yang kita harus hindari sebagai bangsa dan itu sikap saya," tegas Prabowo.

        Presiden menerima kedatangan Prabowo di Istana Merdeka pada sekitar pukul 13.45 WIB dan melakukan diskusi selama sekitar satu jam.

Pewarta : Royke Sinaga
Editor :
Copyright © ANTARA 2024