Jakarta (Antara News) - Aksi damai 4 Nopember bagai pergerakan jamaah dari Arafah- Muzdalifah-Mina (Armina) pascapelaksanaan wukuf saat jutaan umat Islam dari seluruh dunia melaksanakan pucak ritual haji.

         Itulah gambaran suasana aksi damai yang diikuti puluhan ribu orang di pusat ibu kota Jakarta, mulai Masjid Istiqlal-Jalan Merdeka Timur-Jalan Merdeka Selatan-Jalan Merdeka Barat hingga Istana Negara di Jalan Merdeka Utara.

         Aksi tersebut dilakukan sebagai protes atas pernyataan Gubernur DKI Ahok, sebutan akrab Basuki Tjahaja Purnama, saat berbicara dengan warga di Kepulauan Seribu belum lama ini. Ahok mengutip salah satu ayat suci Al Quran, yaitu Surat Al Maidah ayat 51 dan diduga sebagai penistaan agama.

         Ribuan peserta aksi menyemut berjalan secara teratur, tertib dan damai menuju satu titik lokasi yang sudah ditentukan. Lantunan zikir, shalawat dan asmaul husna mewarnai suasana jalan aksi damai itu.

         Di depan Istana, para ulama dan pimpinan ormas Islam berkumpul. Mereka menyampaikan aspirasinya kepada Presiden Joko Widodo.

         Sebagian besar peserta aksi 4 November ini mengenakan pakaian warna putih. Meski ada yang berwarna hitam bersorban, tetapi kesan sebagai muslim sejati sangat kuat. Memang beda dengan ritual haji, seluruh anggota jamaah mengenakan pakaian ihram.

         Di sini, para aksi damai dominan mengenakan pakaian warna putih. Apa lagi para ulamanya.

         Aksi damai yang dimulai sejak Shalat Jumat di Istiqlal dan beberapa lokasi lain sekitar Monas dan Jalan Merdeka Barat terasa berbeda dari aksi damai umat Islam sebelumnya yang diikuti sejumlah Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Islam beberapa waktu lalu.

         Para peserta yang berasal dari berbagai daerah, sejak pagi hingga petang, kerap kali diingatkan untuk menjaga sikap sopan dan tetap dalam barisan untuk menghindari adanya penyusup.

         Sesungguhnya aksi damai yang diikuti antara lain Pimpinan Yayasan Daarut Tauhid KH Abdullah Gymnastiar, Imam Besar FPI Habib Muhammad Rizieq, Pimpinan Majelis majelis Az Zikra Ustaz Arifin Ilham,  Syekh Ali Jaber, Ustadz Muhammad Nasir, Raja Dangdut Roma Irama, Ahmad Dhani sudah terasa sejak Jumat pagi.

         Para peserta aksi yang berkumpul dan bermalam di Masjid Istqlal sudah mendengarkan orasi dari para ustadz dan pimpinan Ormas keagamaan Islam lainnya.

         Salah satunya berasal unsur masyarakat yang berorasi adalah Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI). Kesatuan aksi ini melakukan aksi di sisi luar pintu masuk sebelah selatan Masjid Istiqlal.

         Para orator secara bergantian menyerukan ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan diantara umat Islam sembari mengatur massa agar tidak menutupi jalur lalu lintas di Jalan Perwira yang menghubungkan Monumen Nasional dan Lapangan Banteng.

         "Seperti di Musdalifah aja kita," ungkap seorang peserta sambil melangkah bersama rekannya ketika menuju kawasan Medan Merdeka Selatan.

    
                                       Cuaca mendukung
         Beruntung, hujan yang diprediksi mengguyur kawasan itu hingga pukul 18.00 WIB tidak turun sehingga memudahkan para peserta aksi damai dapat menunaikan ibadah Shalat Ashar secara berjamaah di jalan.   
         Aksi tetap berlangsung, ibadah tidak ditinggalkan. Hal ini juga sesuai dengan pesan ustadz Arifin bahwa selama aksi damai peserta tetap dalam suasana berdoa, berzikir dan menjaga wudhu untuk menjaga kesucian sehingga dapat dijauhi perbuatan tercela.

         Aksi damai ini juga dipantau Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto juga melakukan hal yang sama dari tempat lainnya.

         Di beberapa daerah, seperti Medan, Makassar, Malang, Kendari, Surakarta dan beberapa daerah lain juga menggelar aksi serupa. Hingga petang, aksi tersebut belum membubarkan diri.

         Aksi itu mendapat dukungan dari dua Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon dan Fahri Hamzah. Kedua pejabat ini tiba di Masjid Istiqlal, Jakarta, untuk ikut bergabung dengan para pengunjuk rasa menuntut proses hukum dugaan penistaan agama.

         Kedua pimpinan DPR itu tiba di Masjid Istiqlal sekitar pukul 10.45 WIB dikawal sejumlah anggota Laskar Pembela Islam (LPI). Masjid Istiqlal menjadi tempat berkumpul utama massa sebelum berunjuk rasa di depan Istana Merdeka, depan Balai Kota dan depan gedung DPR RI.    
         Mereka akan mulai bergerak setelah shalat Jumat. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin ikut shalat Jumat bersama para peserta aksi tersebut.

         Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais juga ikut "long march" dari arah Tugu Tani menuju arah Istana Negara. Saat berada di depan Gedung Bareskrim di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Amien Rais berteriak "Hidup Polisi, Hidup Bareskrim dan Hidup Perdamaian".

         Sementara itu, di depan Bareskirm Polri sejumlah organisasi massa mulai menuju Istana Negara untuk bergabung dengan ormas lainnya. Ormas tersebut ada yang datang dari arah Masjid Istiqlal dan Tugu Tani.

         Untuk mengamankan aksi damai yang diikuti ratusan ribu orang tersebut pihak berwajib mengerahkan ribuan personel.

         Kapolda Metro Jaya, Irjen M. Iriawan dan Pangdam Jayakarta Teddy Lhaksmana terus menerus memantau jalannya aksi tersebut.

    
                            Alot

    Sekitar Pukul 17.30 WIB, para ulama berkumpul di depan Istana Merdeka. Mereka melakukan negosiasi dengan perwakilan Istana agar aspirasinya langsung dapat disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.    
    Sebelumnya peserta aksi tersebut dijadwalkan diterima perwakilan dari Istana, namun mereka menghendaki bertemu langsung Presiden Joko Wiudodo. Tidak ingin diwakili oleh siapa pun, sampai presiden mau menerima langsung perwakilan mereka.

         Sementara para pimpinan aksi damai tengah melakukan negosiasi dengan wakil pemerintah, sebagian peserta aksi menuju Masjid Bank Indonesia (BI) dan beberapa tempat ibadah lainnya, seperti bundaran BI dan Masjid Istiqlal untuk Shalat Magrib.

         Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat aksi damai berlangsung, meninjau Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Menurut staf Khusus Kepresidenan Johan Budi di Istana Kepresidenan Jakarta, saat unjuk rasa dilakukan, Presiden bertugas seperti biasa.

         "Pagi tadi menerima beberapa menteri, yakni Mensesneg dan Seskab tentu berkaitan dengan tugas dan pekerjaan. Kemudian Presiden melakukan kunjungan ke Bandara Soetta," kata Johan.

         Kunjungannya ke Bandara Soekarna-Hatta tersebut dalam rangka meninjau perkembangan pembangunan infrastruktur transportasi.

    Perkembangan pembangunan yang akan ditinjau terutama perkembangan pembangunan kereta bandara.

         "Mengenai pertanyaan yang banyak disampaikan kepada saya, apakah Presiden menerima pengunjuk rasa, tadi saya konfirmasi pada Presiden bahwa yang nanti menerima perwakilan pengunjuk rasa adalah Mensesneg dan Menkopolhukam," katanya.

         Johan menegaskan bahwa Presiden memandang demonstrasi yang dilakukan sejumlah ormas pada 4 November 2016 merupakan hak demokrasi setiap warga negara.

    
                                        Diterima Wapres
    Setelah negosiasi berjalan alot, akhirnya perwakilan aksi damai tersebut diterima Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla yang saat itu tengah berada di Istana Negara. Jusuf Kalla menerima pengunjuk rasa untuk beraudiensi di kantor Wapres di Jakarta, Jumat, kata Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto.

         Wiranto sebelumnya menemui Wapres Kalla untuk membahas tuntutan demonstran yang menuntut untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Presiden sudah menyiapkan satu tim yang dipimpin oleh Menkopolhukam bersama beberapa menteri sebagai representasi pemerintah untuk menerima perwakilan massa.

         "Tapi mereka tetap ingin bertemu dengan Presiden setelah kita rundingkan kembali mereka ingin bertemu dengan wakil presiden," kata Wiranto.

         Wiranto mengatakan, dengan diterimanya perwakilan demonstran maka aksi tersebut sudah selesai dan mereka tidak boleh bertahan agar tidak berkembang menjadi suatu aksi yang rusuh.

         Wapres usai berdialog dengan perwakilan pengunjuk rasa di kantor Wapres mengatakan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok akan diproses hukum yang tegas dan cepat.

         "Kami sudah berbicara dengan teman-teman yang mewakili massa, Saudara Ahok akan dilaksanakan proses hukum yang tegas dan cepat," kata Wapres, Jumat petang.

         Proses hukum tersebut akan diselesaikan dalam waktu dua minggu. Di antara beberapa perwakilan pengunjuk rasa yang ditemui Wapres adalah KH Bachtiar Nashir (Arrahman Quranic Learning), Ustaz Zaitun Rasmin (Wahdah Islamiyah) dan Ustaz Misbah (Front Pembela Islam).  
    Sedangkan dari pihak pemerintah, Kalla didampingi Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Juru Bicara Kepresidenan RI Johan Budi, Menteri Agama Lukman Saifuddin dan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto.

         Ada juga dari Komisi III DPR, yakni Asrul Sani dan Abu Bakar Al Habsyi.

Pewarta : Edy Supriatna Sjafei
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024