Jakarta (Antara News) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Aditiyaswara mengatakan, inflasi perlu dikendalikan karena dampaknya menguras pendapatan masyarakat dan nilai rupiah.
"Ketika inflasi bergerak naik, maka daya beli masyarakat menjadi turun sehingga pendapatan masyarakat terkuras untuk mencukupi kebutuhan," katanya saat berbicara pada temu wartawan daerah di Jakarta, Senin.
Pada waktu yang sama kata dia, nilai rupiah juga ikut tergerus karena untuk mendapat jumlah barang kebutuhan sama seperti sebelum inflasi naik, maka nilai rupiah yang harus dikeluarkan menjadi lebih besar.
Oleh karena itu, katanya, untuk menjaga stabilitas nilai rupiah dan pendapatan masyarakat, maka BI sebagai bank sentral berkewajiban untuk mengendalikan inflasi.
"Ketika inflasi terkendali, maka nilai rupiah menjadi stabil dan daya beli masyarakat juga membaik," katanya.
Ia mengatakan dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, BI memiliki satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Kestabilan nilai rupiah kata dia, mengandung dua aspek, yakni kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.
"Kalau mata uang asing menguat, maka rupiah melemah. Artinya, nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing melemah atau rendah," katanya.
Selain menjaga kestabilan nilai rupiah, BI juga mengendalikan sistem pembayaran, yakni pembayaran tunai dan non-tunai.
Sistem pembayaran tunai terkait dengan tugas BI dalam pencetakan uang, mengedarkan, menarik uang lusuh dan memusnahkan uang lusuh, sedangkan non-tunai terkait dengan transaksi masyarakat melalui sistem eletronik.

Pewarta : Agus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024