Kendari (Antara News) - Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tenggara selama Januari hingga Agustus 2016, menemukan uang palsu yang beredar di masyarakat sebanyak 2.145 lembar.

Deputi Perwakilan BI Sultra Harisuddin di Kendari, Rabu, mengatakan uang palsu yang ditemukan beredar di masyarakat tersebut terdiri dari pecahan Rp50.000 sebanyak 1.900 lembar, selebihnya pecahan Rp100.000.

"Kami mendapatkan uang palsu itu selain dari hasil temuan aparat polisi, juga dari masyarakat yang melapor dan menyerahkan uang palsu kepada kami di BI Sultra," katanya.

Ditanya nilai nominal dari uang palsu tersebut, Harisuddin mengatakan uang palsu tidak bisa disebutkan nilai nominal.

BI, kata dia, hanya bisa menyebut jumlah lembaran uang palsu yang ditemukan.

Ia mengingatkan masyarakat agar berhati-hati dan waspada dengan peredaran uang palsu di provinsi itu.

Dalam melakukan transaksi secara tunai, kata dia, harus memperhatikan dan meneliti setiap lembaran uang yang diterima sehingga tidak menjadi korban dari peredaran uang palsu. "Pengedar uang palsu biasanya memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat dalam bertransaksi memakai uang palsu. Masyarakat baru sadar telah menjadi korban peredaran uang palsu ketika menyetorkan uangnya ke bank," katanya.

Dalam mencegah peredaran uang palsu di daerah ini, kata dia, pihak BI sendiri terus menerus melakukan sosialisasi membedakan uang palsu dari uang asli kepada masyarakat. "Membedakan uang asli dengan uang palsu dapat dengan cara dilihat, diraba dan diterawang," katanya.

Menurut dia, uang asli bila dilihat warnanya terang, sedangkan uang palsu warnanya buram.

Di pojok kanan bawah uang asli, kata dia, terdapat optical variabel ink (OVI) yang bila diperhatikan dari sudut pandang yang berbeda akan berubah warna dari warna hijau ke magenda.

Sedangkan di sisi belakang uang asli pasti ada benang pengaman yang ditanam dalam uang kertas.

Sementara bila diraba pada bagian angka, huruf, dan gambar pahlawan dalam uang asli akan berasa kasar, sedangkan uang palsu jika diraba terasa licin.

Jika diterawang pada sebelah kanan uang asli terdapat gambar pahlawan, kemudian di bawah nilai nominal juga terdapat lingkaran bertuliskan Bank Indonesia. "Kalau masyarakat sudah bisa membedakan uang asli dan uang palsu, maka tidak akan menjadi korban dari peredaran uang palsu," kata Hasiruddin.

Pewarta : Agus
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024