Kendari (Antara News) - Ratusan hektare tanaman padi sawah di Desa dan Kelurahan Lameroro, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Bombana terancam kekeringan menyusul adanya perbaikan saluran irigasi teknis di daerah itu.

"Tanaman padi yang sudah rata-rata berumur antara 30-40 hari ini, sudah 10 hari terakhir kekurangan air setelah dilakukan pemupukan. Jika 3-5 hari ke depan ini belum juga diairi air maka tanaman padi akan kering dan terancam puso," kata Kasman (54), petani di kelurahan itu, Senin.

Ia mengatakan seharusnya pekerja irigasi dari dinas pengairan setempat tidak mengerjakan perbaikan irigasi di saat petani sudah terlanjur menanam padi karena petani membutuhkan air saat musim kering ini.

Hal senada diungkapkan Syahrudin (55), petani setempat mengaku proses perbaikan irigasi di Bendungan Lameroro sudah dikerjakan selama sepekan terakhir dan diperkirakan baru akan selesai antara 5-10 hari kedepan.

Kerusakan irigasi di bandungan itu terletak di kilometer pertama dari induk bangunan itu, yang mengalir menuju persawahan di 10 kelompok tani di Tompobatu dan sebagian sawah lain yang ada di sekitar wilayah itu.

Kepala Dinas Pertanian Bombana Azis Fair membenarkan ratusan padi swah milik petani di wilayah yang sudah berusia puluhan hari itu terancam kekeringan bila suplai air dari irigasi bendungan Lameroro itu ditutup sementara karena dalam proses perbaikan.

"Saya jamin dalam beberapa hari ke depan ini, saluran sekunder yang dalam perbaikan itu akan diselesaikan secepatnya sehingga petani tidak perlu resah terhadap ketersediaan air dalam membantu proses tanam hingga panen," ujarnya.

Di kelurahan Lameroro, luas areal persawahan irigasi di wilayah itu mencapai lebih dari 2.500-an hektare yang tersebar pada beberapa tempat di wilayah itu dengan tingkat produksi padi antara 5-7 ton per hektare.

Pewarta : Azis Senong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024