Ambon (Antara News) - Panglima Kodam XVI/Pattimura Mayor Jenderal TNI Doni Monardo menyampaikan apresiasi kepada para tokoh agama di Maluku, khususnya Kota Ambon yang telah bekerja keras sehingga kondisi daerah ini dalam suasana aman, tentram, damai, dan rukun.

         "Saya atas nama keluarga besar Kodam XVI/Pattimura menyampaikan terima kasih dan mengapresisi serta rasa hormat atas kerja keras dari semua tokoh agama, karena kondisi Maluku khususnya Kota Ambon bisa dirasakan dalam suasana yang tentram, damai, dan rukun," kata Mayjen Doni saat tatap muka dengan para ustadz dan tokoh agama Kota Ambon,di Markas Kodam Pattimura, Rabu.

         Tatap muka tersebut dihadiri dari sejumlah tokoh agama yakni Islam, Protestan, Katolik, Buddha, dan Hindu.

         Menurut Pangdam  untuk menyelesaikan semua persoalan yang terjadi di tengah masyarakat tidak bisa hanya diselesaikan dengan pola pendekatan militeristik, tetapi bisa dilakukan  cara dialog. Karena itu, apa yang dilakukan saat ini untuk mengambil intisari dari apa yang bisa dilakukan.

         "Hari ini kami berusaha untuk setiap saat belajar dan mengambil intisari dari apa yang bisa kami lakukan," katanya.

         Pangdam mengakui bahwa hampir setiap saat ada saja potensi-potensi atau gesekan-gesekan baik yang sengaja maupun tidak sengaja.

         Namun berkat kerja keras, kepedulian dan perhatian yang tinggi para tokoh agama kondisi keamanan di Maluku khususnya Kota Ambon bisa pertahankan. "Mudah-mudahan kondisi ini bisa tetap kita pertahankan. Saya yakin dengan semangat orang bersaudara kita semua dapat menyelesaikan berbagai macam persoalan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat," ujarnya.

         Kondisi yang aman saat ini, lanjutnya tidak bisa dibiarkan begitu saja tanpa ada upaya untuk merawatnya, tentu harus memiliki sebuah semangat dan kerja keras. "Kita jangan lalai, kita tidak boleh merasa bahwa kondisi aman ini mengalir begitu saja, tetapi terus berupaya dengan kerja keras dari semua komponen masyarakat supaya kondisi tetap aman dan damai," kata Pangdam.

         Karena itu, TNI AD mencoba untuk melakukan pendekatan kultural dalam menyelesaikan semua persoalan yang ada di tengah-tengah masyarakat.  "Untuk pertama kali dalam Rapim Kodam XVI/Pattimura tahun 2016, kami mengundang perwakilan dari semua tokoh agama untuk memberikan prespektif dari keyakinan masing-masing," ujarnya.

         Pangdam juga mengakui bahwa Maluku sangat heterogen, karena hampir semua suku bangsa ada di daerah ini khususnya di Kota Ambon. "Ada orang Padang, Batak, Bali, Papua, Jawa, Sulawesi, Kalimantan dan lainnya. "Jadi.Kota Ambon adalah miniatur bangsa Indonesia," katanya.

         Selanjutnya, Pangdam dalam menyampaikan pesan moral kepada para prajuritnya selalu menekankan bahwa untuk menyelesaikan masalah di tengah-tengah masyarakat, tidak boleh menggunakan cara pendekatan militeristik.   "Setiap kali ada kesempatan, saya selalu menyampaikan pesan-pesan moral kepada prajurit kalau kita masih menggunakan cara-cara pendekatan militeristik mungkin saja akan ditinggalkan oleh masyarakat kita," tandasnya.

         Menurut Pangdam tentara adalah bagian yang tidak terpisahkan dari rakyat karena tanpa rakyat tentara tidak bisa berbuat apa-apa.

Pewarta : Shariva Alaidrus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024