Baubau (Antara News) - Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Nur Alam meminta para bupati/walikota di provinsi itu agar tidak emosional menanggapi kritikan dari berbagai pihak karena di era uji petik akuntabilitas dan transparansi saat ini menjadi era keterbukaan dan partisipasi masyarakat yang tinggi.

"Sebagai pemimpin saya mengajak kita semua selalu siap untuk menerima perbedaan pandangan dari berbagai pihak dan tidak perlu emosional karena di era ini kritikan selalu mewarnai dan merintangi proses perjalanan dalam tugas-tugas kita membangun daerah," ujar Nur Alam pada acara halal bihalal di Baubau, Minggu.

Menurut dia, kritikan terjadi bukan hanya di daerah kabupaten/kota, termasuk di pemerintahan provinsi Sultra juga mengalami hal yang sama, bahkan di seluruh wilayah pemerintahan di nusantara. "Jangan kita bawa ke dalam hati agar silaturahmi dan kekompakan tetap terpelihara utuh. Tidak perlu kita merasa seolah ada sesuatu yang terlalu kurang pada diri kita, karena trennya memang seperti itu," ujar gubernur Sultra dua periode ini.

Menurut dia, hal itu perlu disyukuri karena mekanisme penyampaian aspirasi dan dinamika sosial politik khususnya di Sultra berjalan dengan baik dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Bahkan laporan intelejen bahwa Sultra merupakan salah satu provinsi yang dinilai cukup aman dan kondusif dari sisi Keamanan dan Ketertiban masyarakat (Kamtibmas).

"Itu juga bagian dari peningkatan kesadaran dan kamajuan dan edukasi kita dalam memberikan pembinaan sosial kemasyarakatan kita," ujarnya.

Oleh karena itu, kata Nur Alam, pentingnya untuk selalu berhimpun bersatu dan melangkah bersama-sama untuk melakukan akselerasi dari percepatan pembangunann di daerah ini. "Termasuk duduk bersama di acara halal bihalal ini secara simbolik kita bersilaturahmi, tetapi jauh lebih dalam dari itu kita ingin kembali membangun komitmen yang kuat menggapai keberhasilan bersama," katanya.

Mantan Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Sultra tiga periode ini juga menyampaikan, dalam interaksi sosial momentum halal bihalal ini merupakan sarana yang tepat untuk menyampaikan permohonan maaf atas segala kekhilafan, kekurangan dan kelalaian dalam menjalankan tugas saya sebagai gubernur bersama wakil gubernur HM Saleh Lasata.

Sementara Wali Kota Baubau AS Tamrin mengatakan kegiatan halal bihalal tersebut merupakan kompensasi atas tertundanya gubernur Sultra melakukan Safari Ramadhan 1437 Hijriah di Kota Baubau saat bulan puasa lalu.

"Penguduran waktu safari Ramadhan gubernur Sultra yang lalu memiliki hikmah dan dalam hidup ini kita selalu mencari hikmah dari sesuatu apakah itu kegagalan. Kalau kegagalan tentu kita bersabar mencari hikmahnya kalau kesusksesan kita syukuri," ujar Tamrin.

Pada acara halal bihalal tersebut, Tamrin juga menyampaikan kepada gubernur Sultra terkait keberhasilan Kota Baubau meraih piala Adipura kedua secara berturut-turut tahun 2015 dan tahun 2016, termasuk penghargaan lain seperti tata kelola keuangan meraih predikat wajar tanpa pengecualian (WTP), penghargaan kota peduli Hak Asasi Manusia (HAM), dan penghargaan kota bebas malaria.

"Ini juga kita persembahkan kepada gubernur sebagai bukti bahwa dukungan bapak kepada kami selama ini membuahkan hasil dalam prestasi dan prestise. Sesuai petunjuk gubernur kita bekerja dengan tulus saja, tidak ada target, tetapi tiba-tiba kita diundang ada penghargaan," ujarnya.

Menurut dia, penghargaan WTP bagi daerah lain mungkin sudah menjadi biasa, tetapi Kota Baubau merupakan predikat pertama sejak terbentuk menjadi daerah otonom yang mekar dari induknya Kabupaten Buton tahun 2001, sehingga menjadi suatu kebanggaan.

Pada acara halal bihalal itu, turut dihadiri Wakil Walikota Baubau Wa Ode Maasra Manarfa, Penjabat Bupati Buton Tengah Mansur Amila, Wakil Bupati Buton La Bakri, pejabat forum kordinasi pimpinan daerah Baubau, sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi Sultra, kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lingkup Pemkot Baubau, dan tokoh agama/masyarakat setempat.

Pewarta : Yusran
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024