Torobulu (Antara News) - Para penumpang yang akan mudik Lebaran 2016 di kampung halamannya bermalam di Pelabuhan Feri Torobulu, Kabupaten Konawe Selatan karena kapal penyeberangan tidak mampu melayani antrean kendaraan yang membludak menuju Pelabuhan Tampo, Kabupaten Muna.

Pantauan ANTARA di Pelabuhan Torobulu sekitar 80 kilometer dari Kota Kendari, Minggu, sebanyak 200 unit kendaraan roda empat yang sudah mendaftar antre pada hari ini (Minggu) tidak bisa terlayani oleh tiga unit angkutan feri yang beroperasi karena masih sibuk melayani sebagian kendaraan roda empat yang sehari sebelumnya tertunda berangkat karena tidak terangkut.

Kepala Operasional Pelabuhan Feri Torobulu Bastian Anwar mengatakan sebelumnya pada Sabtu (2/7) kendaraan roda empat sudah mengantre 185 unit, namun yang bisa diangkut dua unit feri hanya 150 unit.

"Kemarin (Sabtu) tidak semua kendaraan roda empat tidak bisa terangkut karena banyaknya kendaraan roda dua yang menyeberang, dan feri yang melayani hanya dua unit sehingga sisa kendaraan roda empat yang tidak terangkut itu diusahakan pada hari ini (Minggu)," ujarnya.

Ia mengatakan sejak Sabtu hingga Minggu arus mudik melalui Pelabuhan Feri mulai membludak sehingga segera menambah satu unit feri yang didatangkan dari Pelabuhan Feri Wamengkoli-Baubau.

"Meskipun kami sudah tambah satu unit feri lagi, tapi melihat kondisi arus mudik kendaraan hari ini (Minggu) belum bisa melayani semua kendaraan, terutama kendaraan roda empat karena yang diutamakan adalah sisa kendaraan roda empat yang sudah antre sejak kemarin, dan kendaraan roda dua," ujarnya.

Padahal, kata dia, ketiga feri tersebut mengangkut kendaraan, baik roda empat maupun roda dua, serta penumpang, tidak menerapkan jadwal waktu tertentu, tetapi setiap trip kapal langsung mengangkut kendaraan dan penumpang.

"Jadi kita tidak tunggu waktu jadwal berangkat seperti biasanya, tapi kapal yang sudah penuh angkutan langsung berangkat karena banyaknya antrean kendaraan," ujarnya.

Sejak Minggu pagi hingga malam ini, ketiga unit feri yakni KM Behatermas, KM Semumu, dan KM Nuku masih sibuk beroperasi melayani penumpang dan hingga sekitar pukul 21.00 Wita sebanyak sembilan trip pelayanan angkutan penyeberangan itu, di antaranya tiga trip hanya khusus melayani kendaraan roda dua yang masing-masing feri mengangkut sekitar 300-500 unit kendaraan roda dua.

Selebihnya feri tersebut mengangkut kendaraan roda empat sekitar 15-20 unit bersamaan dengan kendaraan roda dua sekitar 50-75 unit, serta penumpang 300-400 orang.

Sementara itu pemudik yang tidak sempat terangkut feri hingga malam hari, terpaksa sebagian tidur di kendaraan (roda empat) masing-masing, dan terminal pelabuhan, serta sewa penginapan yang ada sekitar kawasan pelabuhan tersebut.

"Kami sudah tiba di pelabuhan Torobulu sejak tadi subuh hari ini, tapi ternyata sudah banyak kendaraan yang antri dari kemarin, ya terpaksa kendaraan kami juga antre sampai besok," ujar Jamal, warga Kota Kendari yang hendak mudik ke Kabupaten Muna.

Ia tidak menduga arus mudik melalui Pelabuhan Feri Torobulu tahun ini bisa membludak dibanding tahun sebelumnya, padahal tahun ini juga mulai beroperasi pelabuhan Feri Amolengo-Labuan untuk bisa mengurai antrian yang sering terjadi di Pelabuhan Torobulu.

"Saya pikir dengan beroperasinya feri Amolengo-Labuan, tidak ada pemudik yang tujuan Kota Baubau dan Kabupaten Buton, Buton Selatan atau Muna bagian timur melalui Torobulu, tapi ternyata tidak ada pengaruhnya. Ini perlu perhatian dan evaluasi bagi pemerintah untuk mengatasi hal ini karena kemungkinan dengan kemajuan ekonomi masyatakat tidak sejalan dengan pemenuhan pelayanan publik," ujar Jamal yang juga salah seorang akademisi di perguruan tinggi negeri di Kota Kendari ini.

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024