Kendari (Antara News) - Kebutuhan telur di Kota Kendari sampai saat ini sebahagian besar masih dipasok dari wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel).

"Kemampuan produksi telur para peternak ayam di daerah ini secara umum hanya mampu memenuhi 30 persen kebutuhan lokal," kata Kepala Dinas Perindagkop Kendari, Sayam Alam, di Kendari, Sabtu.

Ia mengatakan, ketergantungan pasokan tersebut menyebabkan pada konsisi tertentu stok telur di daerah itu berkurang sehingga memicu kenaikan harga telur di pasaran. "Faktor lalu lintas transportasi telur dari Sulsel ke daerah ini juga menjadi salah satu penyebab tingginya harga telur," katanya.

Menurut Syam Alam, kondisi itu akan menjadi tantangan bagi para petani kita agar bisa mengembangkan usaha ternak atau ayam petelur. "Yang menjadi kendala saat ini, para peternak yang ada mengaku kekurangan modal untuk mengembangkan usaha sehingga produksi yang ada tidak maksimal," katanya.

Alasan lain kata Syam Alam, peternak ayam petelur di daerah itu kesulitan kembangkan usaha karena mahalnya pakan ternak yang juga masih didatangkan dari Sulsel. "Dalam kondisi seperti inilah pemerintah akan hadir untuk mengembangkan pabrik pakan ternak agar bisa mendukung para peternak ayam petelur yang ada," katanya.

Pewarta : Suparman
Editor :
Copyright © ANTARA 2024