Jakarta (Antara News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menantikan lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang di Brazil dalam ajang Olimpiade Rio de Janeiro Tahun 2016.

        "Dari Tanah Air saya menanti lagu Indonesia Raya berkumandang di Rio de Janeiro. Selamat berjuang," kata Presiden Jokowi ketika memberikan pengarahan dan melepas kontingen Olimpiade Indonesia 2016 di Halaman Istana Merdeka Jakarta, Rabu.

        Presiden mengatakan kepada para atlet yang akan berlaga di ajang olahraga paling bergengsi sedunia itu agar menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar.

        Ia juga ingin para atlet menunjukkan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang sanggup bersaing, bangsa yang bermental pemenang.  "Tunjukkan bahwa bangsa Indonesia bisa selalu menjaga fairplay, disiplin, dan tidak jumawa sebab saya percaya semua orang Indonesia mempunyai nilai-nilai keutamaan tersebut hanya saja masih banyak yang terpendam," katanya.

        Mantan Gubernur DKI itu juga berharap perjuangan para atlet itu nantinya bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat di seluruh Tanah Air untuk terus berprestasi mengharumkan nama bangsa di pentas dunia. "Terakhir saya ucapkan selamat berjuang saya harapkan mengharumkan nama Indonesia," katanya.

        Presiden juga mengharapkan agar para atlet Indonesia yang akan berlaga di olimpiade 2016 ini mampu mengembangkan dan menjaga tradisi meraih medali olimpiade bagi Indonesia.

        Sampai dengan saat ini, diketahui Indonesia sudah mendapatkan 27 medali dalam sejarahnya di perhelatan olimpiade.

        Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nachrowi, dalam laporannya menyampaikan bahwa Indonesia akan mengikuti sedikitnya enam cabang olahraga, yaitu bulutangkis, atletik, dayung, sepeda, panahan, dan angkat besi.

        Kontingen Indonesia itu dipimpin oleh Raja Sapta Oktohari, Ketua Umum Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI).

        Menpora juga mengatakan, pemerintah menjanjikan bonus Rp5 miliar ditambah tunjangan hari tua Rp20 juta perbulan bagi peraih medali emas di Olimpiade Rio de Janeiro Brasil 2016.  "Kami sudah siapkan itu semua, tapi kami tidak ingin orientasi atlet untuk meraih juara itu semata-mata karena bonus. Jadi karena satu tekad masing-masing untuk memecahkan rekor dalam sejarah hidupnya. Bahwa bonus itu adalah sesuatu yang sifatnya mendukung saja," kata Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.

        Menpora mengemukakan itu, setelah acara pelepasan Kontingen Olimpiade Indonesia di Halaman Istana Merdeka Jakarta, Rabu.

        Meski begitu pihaknya tetap akan memberikan apresiasi berupa bonus yakni untuk peraih medali emas sebesar Rp5 miliar, peraih medali perak Rp2 miliar, dan peraih medali perunggu Rp1 miliar.

        Pemerintah kata dia, juga mencatatkan sejarah baru dengan memberikan tunjangan hari tua semacam pensiun kepada atlet peraih medali di olimpiade.

        "Ini sejarah baru, sejak 2016 sudah kami anggarkan dan kemarin kira-kira 15 hari lalu kami luncurkan itu di Sahid Jakarta, di mana sejak olimpiade pertama 1988 di Seoul kita pertama kali meraih medali perak, dari panahan, sampai olimpiade sebelum London," paparnya.

        Sampai saat ini tercatat Indonesia telah mengumpulkan 27 medali dari ajang olimpiade sejak Olimpiade Seoul pada 1988.  "Medali emas mendapatkan tunjangan per bulan Rp20 juta, perak Rp15 juta, perunggu Rp10 juta. Seumur hidup. Tentu ini adalah sejarah, jaminan, sekaligus memungkinkan bagi semua atlet, ayo menjadi juara," ucapnya.

        Tunjangan seperti itu kata Imam, baru diberikan kepada atlet peraih medali di ajang olimpiade karena semata keterbatasan anggaran pemerintah.

        Ke depan jika ada dukungan dari pihak swasta maupun BUMN diharapkan bisa diberikan tunjangan serupa kepada atlet yang berprestasi dalam ajang Asian Games, SEA Games, ataupun PON.

        Pihaknya menganggarkan sebanyak Rp6 miliar pertahun untuk kebutuhan tersebut, dan diharapkan jumlahnya akan terus bertambah setiap tahunnya dengan asumsi peraih medali olimpiade juga bertambah.

Pewarta : Hanni Sofia Soepardi
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024