Perth, 17/6 (Antara) - Perdana Menteri (PM) Australia Malcolm Turnbull menggelar buka puasa di rumah dinasnya di Sydney, Kamis malam, torehan baru dalam sejarah multikulturalisme di negeri itu, yang dibangun oleh beraneka ras dan suku, termasuk Muslim.

        Dalam buka puasa bersama itu hadir 75 undangan, yang terdiri atas pesohor, pemain rugby, ilmuwan, dan pemuka Muslim di Australia.

        Ketika diwawancarai Waleed Ali, penyaji acara televisi "The Project", yang juga peraih Logie Awards 2016, Malcolm menjelaskan alasannya menjadi Perdana Menteri Australia pertama menggelar buka puasa pada Ramadan.

        "Karena kita adalah masyarakat paling sukses dalam keberagaman. Muslim Australia adalah bagian terpadu dari negeri ini. Jadi, kenapa tigak? Keberagaman Australia tercermin di sini, saat berbuka puasa. Kita berkumpul merayakan bulan paling suci dalam Islam," kata pemimpin Partai Liberal itu.

        Saat pilihan Malcolm Turnbull dinilai tepat karena hanya berselang lima hari dari serangan menewaskan 49 orang di Orlando, Amerika Serikat.

        PM Australia menegaskan bahwa komunitas Muslim di mana pun di dunia tidak boleh diseret-seret ke dalam insiden Orlando.

        "Teror di Orlando bertujuan memecah-belah kita berdasarkan ras, agama, sekte, dan seksualitas kita, tapi kebencian dan pemisahan berdasarkan atas itu harus kita cegah," kata dia.

        "Kita harus berdiri bersama-sama malam ini sebagai keluarga Australia yang bersatu melawan terorisme, rasisme, diskriminasi, dan kekerasan," tambah Malcolm.

        Berdasarkan atas survei pada 2011, Islam adalah agama kecil di Australia dengan jumlah penganut 476.291 orang atau 2,2 persen dari jumlah penduduk. Masyarakat Muslim adalah keempat terbesar setelah kelompok Kristen, ateis, dan penganut Buddha.

        Meski demikian, jumlah Muslim di Australia diperkirakan meningkat 80 persen dalam 20 tahun ke depan.

        Dalam tulisan di "The Australian" pada 29 Januari 2011, perkiraan Pew Research Centre menyebutkan gangguan keamanan di berbagai negara di dunia akan membawa banyak pencari suaka ke Australia dan mereka adalah kelompok Muslim, yang akan tumbuh menjadi 714.000-an orang pada 2030 (setara dengan 18 persen dari jumlah penduduk).

        Selain faktor konflik di banyak negara berpenduduk Muslim, angka kelahiran dan kematian juga menjadi faktor pertumbuhan jumlah Muslim di Australia.

        Proyeksi Pew Research Centre juga menyebutkan bahwa pada tahun 2030 nanti sebanyak enam dari setiap 10 Muslim di dunia hidup di Asia-Pasifik, di mana Pakistan yang menggeser Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia.

Pewarta :
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024