Kendari (Antara News) - Wali Kota Gorontalo, Marten Taha ikut menghadiri Pawai Budaya Nusantara dalam rangka peringatan hari ulang tahun ke-185 Kota Kendari, Sulawesi Tenggara yang berlangsung di Alun-alun Kendari, Rabu.
Dalam pawai budaya tersebut, Marten juga menyaksikan penampilan tarian adat dan berbagai pakaian adat dari paguyuban Gorontalo yang ada di Kota Kendari yang ikut memeriahkan kegiatan itu.
"Saya mengapresiasi kepada Wali Kota Kendari yang menyelenggarakan pawai Budaya Nusantara sebagai apresiasi terhadap perbedaan budaya yang ada di tanah air," kata Marten usai menyaksikan kemeriahan itu.
Ia mengatakan, budaya adalah salah satu perekat kesatuan dan persatuan dari semua perbedaan yang ada pada masyaralat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
"Kita berbeda budaya ada dari Jawa, Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, bahkan dari Papua tadi kita saksikan bagaimana mereka ekspresikan seni dan budaya mereka. Ini tentunya menunjukan begitu kaya budaya kita," katanya.
Marten langsung berkomunikasi dengan warga Gorontalo yang selama ini hidup rukun dan damai dengan warga di Kendari.
Dalam pawai tersebut diikuti 25 etnis atau paguyuban yang ada di Kota Kendari, di antaranya Barisan Kerukunan Suku Toraja, Forum komunasi adat Kota Kendari, Paguyuban Makassar, etnis Tiongkok, LAT Tolaki Kendari, Paguyuban NTT, Paguyuban Papua.
Selanjutnya Asosiasi Perancang Buana model, Paguyuban Sulbar, Buton, Sanggar Bali, Reog Ponorogo, Wakatobi, Paguyuban Pasundan, Paguyuban Muna Barat, Paguyuban Gorontalo dan Paguyuban Buton Selatan.
Dalam pawai budaya tersebut, Marten juga menyaksikan penampilan tarian adat dan berbagai pakaian adat dari paguyuban Gorontalo yang ada di Kota Kendari yang ikut memeriahkan kegiatan itu.
"Saya mengapresiasi kepada Wali Kota Kendari yang menyelenggarakan pawai Budaya Nusantara sebagai apresiasi terhadap perbedaan budaya yang ada di tanah air," kata Marten usai menyaksikan kemeriahan itu.
Ia mengatakan, budaya adalah salah satu perekat kesatuan dan persatuan dari semua perbedaan yang ada pada masyaralat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
"Kita berbeda budaya ada dari Jawa, Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, bahkan dari Papua tadi kita saksikan bagaimana mereka ekspresikan seni dan budaya mereka. Ini tentunya menunjukan begitu kaya budaya kita," katanya.
Marten langsung berkomunikasi dengan warga Gorontalo yang selama ini hidup rukun dan damai dengan warga di Kendari.
Dalam pawai tersebut diikuti 25 etnis atau paguyuban yang ada di Kota Kendari, di antaranya Barisan Kerukunan Suku Toraja, Forum komunasi adat Kota Kendari, Paguyuban Makassar, etnis Tiongkok, LAT Tolaki Kendari, Paguyuban NTT, Paguyuban Papua.
Selanjutnya Asosiasi Perancang Buana model, Paguyuban Sulbar, Buton, Sanggar Bali, Reog Ponorogo, Wakatobi, Paguyuban Pasundan, Paguyuban Muna Barat, Paguyuban Gorontalo dan Paguyuban Buton Selatan.