Bengkulu (Antara News) - Menteri Kesehatan Nila Moeloek menyerahkan sertifikat eliminasi atau bebas malaria kepada enam kepala daerah kota dan kabupaten saat puncak peringatan Hari Malaria Sedunia di Bengkulu, Senin.

        Enam kepala daerah yang menerima sertifikat eliminasi malaria yakni Bupati Karimun Provinsi Kepulauan Riau, Kabupaten Sigi dan Buol Provinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Siak Provinsi Riau dan Kota Baubau dan Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara.

        "Tahun ini ditargetkan 20 kabupaten dan kota eliminasi atau bebas malaria, sudah tercapai enam kabupaten dan kota," kata Menteri Nila di Bengkulu saat peringatan Hari Malaria Sedunia yang dipusatkan di Kabupaten Seluma, Bengkulu, Senin.

        Menteri mengatakan dari 514 kota dan kabupaten di Indonesia, baru 238 kabupaten dan kota yang berstatus eliminasi malaria, termasuk enam daerah yang baru menerima sertifikat eliminasi tersebut.

        Pemerintah kata dia menargetkan seluruh kota dan kabupaten sudah mengeliminasi malaria pada 2030.

        Karena itu, kata Menteri, pengendalian malaria menjadi tanggungjawab seluruh pihak, dimulai dari peningkatan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. "Termasuk menjaga kelestarian lingkungan seperti ekosistem mangrove yang menjadi rumah nyamuk anopheles," katanya.

        Selain menjaga kebersihan lingkungan, warga juga diminta menggunakan kelambu saat tidur sebab nyamuk pembawa virus itu menggigit pada malam hari.

        Hari Malaria Sedunia pada 2016 mengambil tema "End Malaria for Good", sedangkan tema nasional adalah "Bebas Malaria Prestasi Bangsa".

        Pemerintah juga menetapkan tiga subtema yakni mengimbau warga agar tidur menggunakan kelambu berinsektisida, penemuan dini dan pengobatan tepat, serta bersama warga menuju desa bebas malaria.

        Sementara Gubernur Bengkulu, Ridwan Mukti dalam kesempatan itu mengatakan siap mempercepat eliminasi malaria di tujuh wilayah kabupaten dan kota di Bengkulu. "Hari ini tujuh kepala daerah dan pimpinan legislatif menyatakan tekad mempercepat eliminasi malaria sebelum 2020," kata Gubernur.

        Ia mengatakan dari 10 kabupaten dan kota di daerah ini, tiga kabupaten sudah dinyatakan berstatus eliminasi malaria yakni Kabupaten Kepahiang, Lebong dan Rejanglebong.

        Sedangkan tujuh kabupaten dan kota lainnya yakni Kota Bengkulu, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, Bengkulu Tengah, Seluma, dan Kaur masih berstatus endemis malaria.


                                            Jangan Kalah Sama Nyamuk

          Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan sehingga tidak kalah nyamuk anopheles yang membawa virus malaria. "Jangan mau kalah sama nyamuk, kita harus bisa eliminasi malaria," kata Menteri.

         Ia mengatakan pengendalian penyakit malaria menjadi tanggung jawab bersama sehingga Indonesia bebas malaria pada 2030.

         Pemberantasan malaria hendaknya dimulai dari kebiasaan masyarakat sehari-hari untuk menjaga kebersihan lingkungan, termasuk menjaga ekosistem hutan mangrove yang menjadi rumah nyamuk anopheles.

         Selain menjaga kebersihan lingkungan, warga juga diminta menggunakan kelambu saat tidur sebab nyamuk pembawa virus itu menggigit pada malam hari.

         Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Mohamad Subuh mengatakan sejak 1959 pemerintah sudah memulai upaya pemberantasan penyakit malaria. "Upaya pembasmian dimulai pada 1959 hingga 1968 dengan program komando pemberantas malaria oleh Presiden Soekarno," katanya.

         Selanjutnya upaya pemberantasan terpadu pada 1969 sampai 2000 dan dilanjutkan dengan pengendalian malaria pada 2000 hingga kini.

Pewarta : Helti Marini Sipayung
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024